Warga Palestina Diimbau Negara-negara Arab Tak Tinggalkan Wilayah Mereka
Suara Kalbar– Seruan tentang penerapan koridor kemanusiaan atau jalan keluar bagi warga Palestina dari Gaza di tengah makin memanasnya konflik Israel dan Hamas tampaknya tidak menuai dukungan dari sejumlah negara Arab.
Dilansir dari VoA Indonesia bahwa Mesir, satu-satunya negara Arab yang berbagi perbatasan dengan Gaza, dan Yordania, yang terletak di sebelah Tepi Barat yang diduduki Israel, memperingatkan warga Palestina agar tidak dipaksa meninggalkan tanah mereka.
Hal tersebut mencerminkan ketakutan negara-negara Arab yang sudah mengakar bahwa perang terbaru Israel dengan Hamas di Gaza dapat memicu gelombang baru pengusiran permanen dari tanah tempat warga Palestina yang ingin membangun negaranya di masa depan.
“Ini adalah penyebab dari semua penyebab, penyebab seluruh bangsa Arab,” kata Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Kamis (12/10/2023). “Penting bagi rakyat (Palestina) untuk tetap teguh dan hadir di tanah mereka,”
Bagi warga Palestina, gagasan untuk meninggalkan atau dipaksa keluar dari tanah tempat mereka ingin membentuk sebuah negara membawa kenangan pahit terkait “Nakba”, atau “bencana.”
Banyak warga Palestina meninggalkan rumah mereka pada saat perang berkecamuk pada 1948 yang bersamaan dengan berdirinya Israel.
Sekitar 700.000 warga Palestina, setengah dari populasi Arab di wilayah Palestina yang dikuasai Inggris, mengungsi atau diusir dari rumah mereka.
Banyak dari mereka yang memilih bermigrasi ke negara-negara Arab tetangga di mana mereka atau banyak keturunan mereka masih tinggal. Namun banyak pula yang memilih masih tinggal di kamp pengungsi.
Israel membantah mereka mengusir warga Palestina. Tel Aviv justru mengklaim diserang oleh lima negara Arab sehari setelah negaranya lahir.
Sejak Israel melancarkan pengeboman terhadap Gaza menyusul gempuran dahsyat yang dilakukan militan Hamas pada 7 Oktober, ratusan ribu dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, dan masih tinggal di dalam Gaza, sebuah wilayah kecil yang terjepit di antara Israel, Mesir, dan Laut Mediterania.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan: “Warga sipil perlu dilindungi. Kami tidak ingin melihat eksodus massal warga Gaza.”
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan peringatan evakuasi adalah “untuk sementara memindahkan (orang) ke selatan…untuk mengurangi dampak negatif terhadap warga sipil.” Dia berbicara di sebuah acara di PBB yang digelar bersama dengan keluarga warga Israel yang diculik Hamas.
“PBB harus memuji Israel atas tindakan pencegahan ini,” kata Erdan kepada diplomat PBB di acara yang diselenggarakan Israel. “Selama bertahun-tahun, PBB tidak bisa berbuat apa-apa dalam menghadapi Hamas di Gaza.”
Nasib para pengungsi Palestina adalah salah satu masalah paling pelik dalam proses perdamaian yang sudah lama mandek. Palestina dan negara-negara Arab mengatakan kesepakatan tersebut harus mencakup hak para pengungsi dan keturunan mereka untuk kembali, sesuatu yang selalu ditolak oleh Israel.
Di Khan Younis di selatan Gaza, Mariam al-Farra, ibu berusia 36 tahun dengan dua anak, mengatakan orang-orang yang mengungsi di wilayah kantong tersebut berdesakan tanpa air, listrik atau koneksi internet.
Perdamaian
Sejak kelompok Islam Hamas menguasai Gaza pada 2007, Mesir telah membantu mempertahankan blokade jalur tersebut, sebagian besar menutup perbatasannya dan menerapkan kontrol ketat atas lalu lintas barang dan orang melalui Rafah.
Mesir menghadapi pemberontakan kelompok Islam di Sinai utara yang mencapai puncaknya setelah 2013 sebelum pasukan keamanan kembali mengambil kendali. Sumber-sumber keamanan dan analis mengatakan Mesir ingin mencegah penyusupan militan dari Hamas ang memiliki ideologi yang sama dengan Ikhwanul Muslimin, sebuah kelompok yang dilarang di Mesir.
Mesir mengatakan penyeberangan Rafah terbuka dan mereka berusaha mengamankan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, meskipun hal ini terhambat oleh pengeboman Israel di dekat perbatasan. Kairo juga mengindikasikan bahwa penyelesaian masalah tersebut lewat eksodus massal warga Palestina tidak dapat diterima.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





