Krisis Air Bersih Menghantui Warga Perbatasan RI-Malaysia
Kapuas Hulu (Suara Kalbar)- Warga yang tinggal di perbatasan RI-Malaysia, tepatnya di Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar), sedang menghadapi krisis air bersih yang memprihatinkan selama musim kemarau. Situasi ini disebabkan oleh penurunan drastis debit air yang mengganggu pasokan kebutuhan sehari-hari penduduk.
Camat Badau, Edy Suharta, menyampaikan bahwa sumber air utama di bendungan setempat saat ini tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Penurunan debit air yang signifikan dan kerusakan pada beberapa bagian bendungan telah mengakibatkan situasi yang sulit bagi warga.
“Sumber air di bendungan kurang mampu saat kemarau, karena debit air kurang dan banyak yang sudah bocor, terpaksa bergiliran untuk pembagian air,” katanya melansir dari ANTARA, Sabtu(9/9/2023).
Disampaikan Edy, sumber air bersih selama ini dari air terjun Desa Kekurak. Namun karena musim kemarau dan bendungan ada yang bocor, maka tidak mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat.
Menurutnya, masyarakat cukup terbantu ketika ada turun hujan, namun itu sifatnya sementara dan hanya sewaktu-waktu saja. Dia berharap ada solusi pihak terkait dalam mengatasi persoalan air bersih di Kecamatan Badau tersebut.
Sementara itu Direktur Perusahaan Daerah Tirta untuk Kapuas Saini Hadi mengakui bahwa sumber air di Desa Kekurak itu mengering, terutama pada musim kemarau.
“Kondisi sumber air memang mengering pada musim kemarau, ada beberapa bendungan yang bocor itu sudah pernah kami perbaiki. Tapi penyebabnya karena mengalami penurunan debit air,” kata Saini.
Ia mengatakan ada beberapa faktor penyebab sumber air tidak memenuhi kebutuhan masyarakat, diantaranya karena musim kemarau dan juga kehadiran perkebunan kelapa sawit sehingga terjadi penyerapan air dan kekeringan.
Menurut Saini, ada alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kecamatan Badau yaitu sumber air dari Desa Seriang. Namun itu membutuhkan anggaran cukup besar karena jarak sumber air sekitar 17 kilometer.
“Itu sudah kami koordinasikan dengan pihak Balai Kementerian PUPR di provinsi, mudah-mudahan kedepannya bisa terealisasi,” kata Saini.
Terkait musim kemarau ini, kata Saini, yang terkendala air di Kecamatan Badau dan Dangkan. Namun di Dangkan ada alternatif sumber air dari sungai, sehingga bisa teratasi.
“Yang jelas air bersih untuk Badau kami sudah lakukan komunikasi dan menyurati kepala balai dan kami sudah turun ke lokasi melakukan pengukuran,” katanya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





