Memahami Perbedaan Antara ASI dan Susu Formula
Suara Kalbar- Susu formula, atau yang sering disebut sebagai sufor, telah lama menjadi alternatif bagi para orang tua ketika mereka tidak dapat memberikan ASI (Air Susu Ibu) kepada bayi mereka. Namun, anggapan masyarakat bahwa bayi yang mengonsumsi susu formula dapat tumbuh lebih gemuk dan menggemaskan masih ada hingga saat ini.
Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Naomi Esthernita, Sp.A(K)., telah memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara susu formula dan ASI. Meskipun susu formula dapat membuat bayi menjadi lebih gemuk, dr. Naomi menekankan bahwa dari segi nutrisi, ASI tetap merupakan pilihan terbaik untuk bayi.
“Kalau kita bandingkan lagi sufor sama ASI bukan cuma nutrisinya, mungkin (bayi minum sufor) lebih gemuk. Tapi, bukan cuma nutrisi kalau di ASI, dia ada anti infeksi, ada hormon pertumbuhan, itu yang tidak ada di susu formula,” jelas dokter Naomi melansir dari Suara.com, (6/8/2023).

Bayi yang minum ASI, terutama secara direct breastfeeding, bisa menentukan sendiri kapan dia akan berhenti minum susu bila sudah merasa kenyang. Sedangkan bayi yang minum sufor dari botol bisa jadi cenderung konsumsi susu lebih banyak karena tidak bisa mengontrol batasannya.
Kemampuan tersebut tak lepas dari perbedaan kandungan yang ada pada ASI dengan sufor.
“Karena kalau bayi minum ASI, dia akan tahu sudah kenyang. Secara natural dia bisa tahu, ada hormon yang mengatur itu, leptin, glarin, insulin, itu hormon-hormon yang mengatur efek kenyang bayi. Sehingga dia tahu kalau sudah kenyang akan berhenti,” jelasnya.
“Sementara kalau dia minum lewat botol, pasti dia akan habiskan sampai selesai, biasanya seperti itu. Itu ada risetnya yang menyebabkan bahwa memang kalau diberikan botol harus dihabiska . Tapi kalau menyusu langsung dia tahu kapan harus berhenti, di samping ada hormon yang mengatur kenyang dan laparnya bayi,” imbuh dokter Naomi.
Kelebihan lainnya dari konsumsi ASI juga bisa mencegah bayi terkena obesitas sejak kecil. Dokter Naomi mengingatkan bahwa bayi juga bisa alami obesitas bila berat badannya berlebihan, tidak sesuai kurva pertumbuhan normal.
Itu sebabnya, dia berpesan kepada para orang tua agar jangan lagi beranggapan kalau anak-anak bertubuh gemuk dianggap lucu dan pasti sehat.
“Justru bayi yang terlihat biasa-biasa saja, tidak obes, tidak kurus, yang penting masih dalam kurva pertumbuhan yang normal,” pungkasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





