PT Inhutani I Perkuat Kemitraan Desa, Ada 43 Desa di Melawi–Sintang Terlibat dalam Program HTI Eucalyptus
Melawi (Suara Kalbar) -PT Inhutani I terus memperkuat komitmennya dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan dengan menggandeng masyarakat desa di dua kabupaten, Melawi dan Sintang, dalam program pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Melalui kerja sama dengan perusahaan swasta PT Sylva Tropika Lestari (KORINDO) sebagai Mitra Kerja Sama Usaha (KSU), perusahaan ini mendorong tata kelola hutan yang ramah lingkungan melalui penanaman Eucalyptus.
Manajer PT Inhutani I Unit Manajemen Hutan Tanaman (UMHT) Nanga Pinoh, Chandra Gultom, mengungkapkan bahwa perusahaan memperoleh konsesi pengelolaan hutan seluas 66.750 hektar berdasarkan SK Kementerian Kehutanan tertanggal 5 Mei 2023. Luasan tersebut mencakup dua wilayah, yakni Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sintang.
“Total ada 43 desa yang masuk dalam wilayah Pengelola Barisan Pengelola Hutan (PBPH). Sebanyak 34 desa berada di Melawi dan 9 desa di Sintang,” jelas Chandra saat diwawancarai Jurnalis Suara Kalbar, Kamis (4/12/2025).
Program penanaman Eucalyptus sebagai bagian dari HTI telah melalui tahapan sosialisasi intensif. Pada bulan Juni 2025, PT Inhutani I menyelenggarakan sosialisasi di tingkat kabupaten dengan menghadirkan berbagai pihak, mulai dari KPH Sintang Timur, KPH Melawi, camat dari lima kecamatan di Nanga Pinoh, hingga perwakilan dari 19 desa yang terdiri dari kepala desa, sekretaris desa, dan BPD.
Selain sosialisasi formal, tim Inhutani juga turun langsung ke lapangan untuk memberikan penjelasan di tingkat desa dan dusun.
“Saat ini sudah sembilan desa yang kami sosialisasikan secara langsung, termasuk satu desa di wilayah Kayan Hilir Sintang,” ujar Chandra.
PT Inhutani I menegaskan bahwa setiap langkah perusahaan dalam pengelolaan hutan tanaman selalu berpedoman pada ketentuan hukum yang berlaku, khususnya Surat Keputusan Menteri Kehutanan.
“Inhutani berkomitmen mengelola hutan secara lestari, baik dari sisi ekonomi, ekologi, maupun sosial. Kami juga membuka ruang dialog seluas-luasnya dengan masyarakat untuk memastikan keterlibatan aktif dan adanya masukan konstruktif dari semua pihak,” tutur Chandra dengan ramah.
Dengan upaya kolaboratif yang melibatkan berbagai stakeholder, tambahnya program HTI berbasis tanaman Eucalyptus ini diharapkan menjadi model pengelolaan hutan yang tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan dan memberdayakan masyarakat lokal.
Penulis: Dea Kusumah Wardhana
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





