Sekda Kalbar Harisson Pimpin Monev Program MBG, Pastikan Data Akurat dan Variasi Menu
Pontianak (Suara Kalbar) – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, memimpin secara virtual Rapat Monitoring dan Evaluasi (Monev) terkait ketersediaan dan harga bahan baku untuk pemenuhan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) se-Kalimantan Barat, yang berlangsung di Ruang Data Analisis Kantor Gubernur Kalbar pada hari Selasa (4/11/2025).
Dalam arahannya, Sekda Harisson menekankan pentingnya pendataan yang akurat dan pengembangan variasi menu di setiap daerah.
“Saya minta agar setiap daerah mendata pemasok bahan baku dengan baik dan mengembangkan variasi menu, misalnya menu ikan, supaya tidak monoton. Kita juga perlu mendengar langsung permasalahan yang dihadapi oleh SPPG di daerah,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah tengah berupaya mempercepat solusi terhadap tantangan penyediaan bahan pangan bergizi di lapangan.
“Kami telah menerima laporan mengenai kesulitan penyediaan bahan pangan bergizi, terutama bagi anak-anak. Karena itu, kami ingin mendapatkan gambaran akurat mengenai persediaan bahan pangan domestik. Setelah datanya terkumpul, kita akan segera mencarikan solusi agar permasalahan ketahanan pangan, khususnya bagi generasi muda, dapat teratasi,” katanya.
Dirinya juga memastikan bahwa semua laporan dari daerah akan menjadi bahan pembahasan dalam rapat lanjutan bersama Satgas Pangan Kalbar.
“Kita ingin mencari akar masalah yang sebenarnya di lapangan, terutama yang berkaitan dengan stok dan tenaga kerja di dapur MBG. Setelah ini akan ada rapat lanjutan untuk menindaklanjuti keluhan dari SPPG,” tutupnya.
Perwakilan SPPG Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, melaporkan terjadinya kelangkaan bahan baku seperti sayur dan buah yang menyebabkan kenaikan harga cukup tinggi.
“Untuk suplai beras, kami masih menggunakan beras premium dari Jawa dengan harga jual mencapai Rp17.000 per kilogram. Pasokan lokal sangat terbatas karena sebagian besar bahan pangan masih didatangkan dari Jawa,” ujar perwakilan SPPG Ambawang.
Dari wilayah Ketapang, perwakilan SPPG Kendawangan mengungkapkan kondisi yang cukup berat.
“Stok ayam lokal, sapi lokal, dan wortel habis sehingga kami terpaksa mendatangkan bahan dari Kalimantan Tengah,” ujarnya.
Ia juga meminta agar beras dari Bulog benar-benar sesuai dengan kualitas premium.
“Kami siap mengambil langsung berasnya, asalkan tanpa biaya tambahan,” tegas perwakilan SPPG Kendawangan.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bulog menjelaskan bahwa secara nasional, termasuk di Kalbar, pasokan pangan memang mengalami penurunan. Namun Bulog telah menyiapkan skema kerja sama untuk menjaga ketersediaan beras premium.
“Bulog menjamin kepastian pasokan dan stabilisasi harga melalui skema keagenan yang saling menguntungkan,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan kendala terkait biaya tinggi beras premium.
“Kami tetapkan HET Rp15.400, tetapi permintaan pusat untuk menjual di bawah Rp12.000 sulit dipenuhi karena biaya transportasi yang tinggi,” tutupnya.
Penulis: Tim Liputan
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





