BMKG Gelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di Sungai Kakap, Bekali 70 Nelayan Hadapi Cuaca Ekstrem
Kubu Raya (Suara Kalbar) – Sebanyak 70 nelayan dari Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, mengikuti kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2025 yang digelar oleh BMKG melalui Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, Rabu (5/11/2025).
Mengusung tema “Dengan SLCN Wujudkan Nelayan Hebat, Selamat, dan Sejahtera,” kegiatan ini bertujuan membekali para nelayan dengan pengetahuan seputar cuaca maritim dan cara menghadapi risiko di laut.
Acara yang digelar di Aula Kantor Camat Sungai Kakap ini dihadiri oleh sejumlah pejabat, di antaranya Hj. Hadijah Fitriah, S.E. yang mewakili Anggota Komisi V DPR RI H. Syarief Abdullah Alkadrie, S.H., M.H., serta Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Dr. Eko Prasetyo, M.T. yang hadir mewakili Sekretaris Utama BMKG. Hadir pula Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kabupaten Kubu Raya, Drs. Arianto, M.Si., dan Kepala Dinas Perikanan Kubu Raya, Hefni Rizal, S.Pi., M.Si.
Dalam sambutannya, Hj. Hadijah Fitriah mengapresiasi langkah BMKG yang dinilai langsung menyentuh kebutuhan masyarakat pesisir.
“Program SLCN ini sangat strategis karena membantu nelayan memahami cuaca dan menjaga keselamatan saat melaut. Kami di Komisi V DPR RI akan terus mendorong agar kegiatan seperti ini bisa diperluas ke seluruh wilayah pesisir Kalimantan Barat,” ujarnya.
Teknologi INAWIS Bantu Nelayan Tangkap Ikan Lebih Efisien
Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Dr. Eko Prasetyo, M.T., menjelaskan bahwa BMKG kini tengah mengembangkan sistem INAWIS (Indonesia Weather Information for Shipping/Marine).
Lewat sistem ini, nelayan bisa mendapatkan informasi zona potensi ikan (Potential Fishing Zone) yang sudah dipadukan dengan data arah angin, tinggi gelombang, dan kondisi cuaca terkini.
“Dengan INAWIS, kami ingin membantu nelayan beralih dari sekadar mencari ikan menjadi menangkap ikan dengan cara yang lebih efektif, efisien, dan aman,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, para nelayan juga diajarkan membaca prakiraan cuaca, mengenali tanda-tanda cuaca ekstrem, serta menggunakan aplikasi dan situs resmi BMKG sebagai panduan sebelum berangkat melaut. BMKG berharap, lewat SLCN, para nelayan di Sungai Kakap semakin tangguh menghadapi perubahan cuaca dan mampu meningkatkan hasil tangkapan tanpa mengorbankan keselamatan.
“Kalau cuaca bisa dipahami, melaut jadi lebih aman, hasil tangkapan pun meningkat,” tutup Dr. Eko Prasetyo.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





