Tim Ekspedisi Patriot Gali Potensi Ekonomi Desa Engkeruh Lewat Diskusi Bersama Kades dan Perangkat Desa
Sintang (Suara Kalbar)– Suasana hangat terasa di kantor Desa Engkeruh, Kabupaten Sintang pada Kamis siang. Tim Ekspedisi Patriot yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari Universitas Indonesia serta Universitas Tanjungpura duduk berdiskusi bersama Kepala Desa Engkeruh, Didimus, beserta perangkat desa. Pertemuan ini menjadi wadah penting untuk menggali lebih jauh potensi ekonomi dan tantangan yang dihadapi masyarakat Engkeruh.
Tim ekspedisi yang dipimpin oleh Dr. Rias Antho Rahmi Suharjo, M.A. ini beranggotakan Y. P. Kristyanto, Shakila Sania Parsa, Zainal Arifin, dan Jefriansyah Agus Astanto. Dari pihak desa hadir perangkat desa yang terdiri atas Yaser, Susanawati, dan Selpanus Aprianus. Diskusi berlangsung cair dengan saling bertukar pandangan mengenai kondisi ekonomi lokal, terutama terkait komoditas andalan desa.
Sawit Jadi Andalan Baru Sejak 2013
Dalam paparannya, Kades Didimus menjelaskan bahwa perkebunan kelapa sawit kini menjadi tumpuan penting masyarakat Engkeruh. Sejak pertama kali masuk sekitar tahun 2013, sawit berkembang menjadi mata pencaharian warga. Baik laki-laki maupun perempuan, cukup banyak yang menggantungkan hidupnya dari bekerja di sektor perkebunan.
Melalui program dana desa pada sekitar tahun 2021, pemerintah desa sempat membeli bibit sawit untuk dibagikan kepada warga. Harapannya, masyarakat bisa menanam sendiri dan menikmati hasilnya secara jangka panjang. Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Salah satu keluhan yang muncul adalah tingginya harga pupuk yang pada akhirnya memperberat beban biaya produksi.
Dari Walet ke Sawit: Perubahan Komoditas Desa
Menariknya, sebelum sawit masuk, Desa Engkeruh pernah dikenal dengan komoditas walet alam. Burung walet yang bersarang di kawasan desa dulu menjadi sumber ekonomi yang cukup menjanjikan. Namun, seiring berjalannya waktu, populasi walet berkurang drastis.
“Sekarang walet sudah tidak seperti dulu. Jumlahnya sedikit sekali sehingga tidak lagi bisa diandalkan,” ungkap Didimus.
Perubahan komoditas ini menjadi bukti bagaimana dinamika ekonomi desa selalu bergerak mengikuti kondisi alam dan peluang pasar.
Imbauan Ketahanan Pangan: Ladang Padi untuk Setiap KK
Meski sawit memberi harapan baru, Kades Didimus tetap menekankan pentingnya ketahanan pangan lokal. Ia mengimbau agar setiap kepala keluarga memiliki ladang padi.
“Padi memang tidak selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan setahun penuh, tapi paling tidak bisa menopang ekonomi keluarga,” ujarnya.
Imbauan ini bukan tanpa alasan. Dengan adanya ladang padi, masyarakat tetap punya cadangan pangan sekaligus tambahan penghasilan.
Peran Tim Ekspedisi Patriot
Diskusi di Engkeruh merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Program Ekspedisi Patriot, yang melibatkan akademisi lintas universitas untuk mendalami kondisi sosial-ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan dan pedalaman.
Menurut Dr. Rias, kehadiran tim bukan hanya untuk mendengar, tetapi juga untuk menyerap pengetahuan lokal dan melihat peluang kolaborasi ke depan.
Potret Kemandirian Desa
Pertemuan tersebut menegaskan bahwa Desa Engkeruh memiliki modal sosial dan ekonomi yang penting untuk terus berkembang. Sawit menjadi penggerak ekonomi utama, sementara walet, meskipun redup, tetap menjadi bagian dari sejarah ekonomi lokal.
Di sisi lain, kearifan menjaga ladang padi sebagai penopang ketahanan pangan menunjukkan adanya kesadaran kolektif masyarakat untuk tidak hanya bergantung pada satu komoditas.
Bagi tim ekspedisi, pengalaman di Engkeruh menambah catatan berharga tentang bagaimana desa-desa di Kalimantan Barat mengelola sumber daya, menghadapi perubahan, dan berusaha menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan pangan.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





