Pulau Penebang Kayong Utara akan Dibangun Smelter Pengolahan Bauksit

Kayong Utara (Suara Kalbar)- Pulau Penebang yang masuk dalam Desa Pelapis Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) lantaran akan dibangunnya smelter atau pabrik yang akan mengolah bauksit menjadi alumina bahkan alumunium.
Berdasarkan informasi bahwa smelter ini tiga kali lebih besar dari WHW yang ada di wilayah Kendawangan, Kabupaten Ketapang bahkan smelter ini dibutuhkan 5.300 tenaga kerja.
Investasi ini akan memakan dana capai Rp 50 triliun hingga Rp 59 triliun dan dipastikan (PAD) Kayong Utara meroket lebih dari Rp 100 milyar dan diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2027 mendatang.
Namun dibalik itu semua saat ini masih terjadi pro dan kontra, diantaranya pihak yang kontra mengkhawatirkan dampak lingkungan sedangkan pihak manajemen
Bicara pro kontra, wajar. Apalagi bicara dampak lingkungan, namun isu yang simpang siur beredar dimasyakat saat ini, pihak manajemen memastikan kalau smelter di wilayah penebang ramah lingkungan.
Menanggapi hal tersebut, perwakilan dari pihak menajemen PT Dharma Inti Bersama ( DIB ) Dev Hirlinda mengatakan bahwa di Pulau Penebang tidak ada tambang satupun.
“Jadi disini adalah pabrik, yaitu pabrik smelter aluminia, dan pabrik smelter aluminium, jadi tidak ada sama sekali tambang, insya allah ini tidak akan merusak area yang sama-sama kita cintai ini,” ujar Dev Hirlinda dihadapan 22 Anggota DPRD Kayong Utara saat kunjungan kerja di kawasan Pulai Penebang. Senin (20/1/2024).
Selanjutnya, proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium oksida (alumina), dan Proses Hall-Heroult yang merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk menghasilkan aluminium murni dari kedua pabrik yang akan dibangun di lokasi tersebut.
Dev Hirlinda kembali merincikan proses demi proses yang diklaim akan ramah terhadap lingkungan.”Bauksit itu adalah tanah merah, jadi proses pembentukan alumina menjadi Mett itu hanya menghancurkan tanah merah dengan cara di bowlnis, jadi limbahnya juga adalah limbah tanah merah, airnya dipakai lagi ( sirkulasi tertutup ) jadi Insya Allah tidak ada limbah yang keluar,” katanya.
Dia menjelaskan untuk pengolahan limbah tanahnya sudah bekerjasama dengan salah satu fakultas di Universitas Tanjungpura Pontianak.
“Kita pertanyakan apakah tanah-tanah ini masih bermanfaat, malah katanya ( limbah tanah kuning ) bisa bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan jagung, itu yang saat ini masih kita uji coba,” jelasnya.
Dev Hirlinda menjelaskan, saat ini dilokasi tersebut pihaknya hanya melakukan sampling tanah untuk menentukan lokasi yang tepat saat pembangunan smelter mulai dilakukan.
“Karena kita sampai saat inipun, belum melakukan apa – apa, yang sudah kita lakukan adalah, mengecek tanah tanah yang ada disini, sesuai apa yang kita persyaratkan,” jelasnya
Ditempat yang sama, Anggota DPRD Kabupaten Kayong Utara Bung Tomo mengajak masyarakat agar berpikir lebih jernih, dengan tujuan membangun daerah, baik itu terkait pendapatan asli daerah, serta bagaimana hadirnya perusahaan tersebut dapat mengurangi tingkat pengangguran, serta CSR nya dapat membangun infrastruktur, pertanian, perkebunan, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat, hal-hal tersebut diakuinya penting didukung untuk kemajuan bersama.
“Kita ingin memastikan, jalannya investasi yang akan masuk ke Kayong Utara, melalui PT DIB, kita liat saat ini masih persiapan – persiapan awal, administrasinya masih berproses, dan menunggu selesai, untuk bisa beraktifitas, dan mereka menargetkan, jika memang lancar di 2027 awal mereka akan mulai beroperasi,” kata anggota Fraksi Partai Golkar tersebut.
Penulis : Wiwin
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS