SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Pontianak Walhi Desak Penghentian Aktivitas Perusahaan HTI Demi Lindungi Wilayah Adat

Walhi Desak Penghentian Aktivitas Perusahaan HTI Demi Lindungi Wilayah Adat

Suasana Media Briefing yang dilakukan di Sekretariat Walhi Kalimantan Barat pada Rabu (4/12/2024). [SUARAKALBAR.CO.ID/Meriyanti Rahmah]

Pontianak (Suara Kalbar) – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Barat menggelar media briefing untuk membahas isu terkait wilayah kelola rakyat yang berada dalam cengkeraman salah satu perusahaan hutan tanaman industri. Acara ini berlangsung di Sekretariat Walhi Kalimantan Barat pada Rabu (4/12/2024).

Dalam diskusi tersebut, diungkapkan saah satu perusahaan tersebut melakukan pembukaan lahan secara masif untuk kepentingan perusahaan tanpa memperhatikan wilayah masyarakat adat. Salah satu dampak nyata dari aktivitas ini adalah banjir yang melanda Desa Kualan Hilir dan Desa Sekucin Kualan di Kecamatan Simpang Hulu, mencakup Dusun Sabar Bubu, Dusun Lelayang, dan Dusun Selimbung wilayah Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara. Banjir yang berlangsung selama satu minggu ini diduga tidak hanya dipicu oleh tingginya intensitas hujan, tetapi juga akibat deforestasi besar-besaran oleh perusahaan.

Direktur Walhi Kalimantan Barat, Hendrikus Adam, mengkritik keras aktivitas perusahaan tersebut.

“Sebenarnya, PT Mayawana Persada selalu membuka lahan tanpa memikirkan dampak buruknya bagi masyarakat,” ujar Adam.

Selain merugikan masyarakat adat, pembukaan lahan yang dilakukan perusahaan tersebut juga mengancam habitat orangutan. Konflik antara manusia dan orangutan kerap terjadi karena hewan ini kehilangan tempat tinggalnya dan bermigrasi ke pemukiman penduduk.

Dalam diskusi itu, Alfian dari Walhi menyoroti keberlanjutan aktivitas pembukaan lahan meski ada surat penghentian. “Sekitar tanggal 20-an, mereka masih beraktivitas meskipun sudah ada surat untuk menghentikan kegiatan,” kata Alfian. “Selain itu, PT Mayawana Persada tampak tidak peduli dengan berbagai kritik yang telah dilayangkan kepada mereka,” tambahnya.

Walhi Kalimantan Barat terus berupaya menghentikan aktivitas pembukaan lahan oleh perusahaan tersebut. meski perusahaan belum merespons berbagai kecaman yang dilontarkan oleh media maupun aktivis.

Diskusi ini bertujuan untuk mendorong media agar lebih memahami isu ini dan turut bersuara dalam perjuangan menyelamatkan lahan masyarakat adat serta ekosistem yang terancam.

Penulis: Meriyanti Rahmah

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Komentar
Bagikan:

Iklan