SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Bisnis Manfaatkan Perkarangan Rumah, Kisah Ulil Abshor Sukses Berbisnis Selada Hidroponik

Manfaatkan Perkarangan Rumah, Kisah Ulil Abshor Sukses Berbisnis Selada Hidroponik

Ulil Abshor saat memanen slada hidroponik yang digelutinya di Desa Jungkat, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah,[SUARAKALBAR.CO.ID/Diko Eno]

Mempawah (Suara Kalbar) – Kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat semakin meningkat, menciptakan peluang bisnis di berbagai sektor, termasuk budidaya sayuran hidroponik. Salah satu bisnis yang tengah naik daun adalah budidaya sayuran hidroponik, yang kini juga digandrungi oleh kalangan milenial.

Ulil Abshor, seorang pemuda dari Desa Jungkat, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah, merupakan contoh sukses dalam mengembangkan bisnis hidroponik di perkarangan rumahnya. Mengusung nama “Hidroponik Berkah” Ulil mulai menekuni budidaya sayuran sehat tanpa pestisida sejak tahun 2020.

Meski awalnya tidak memiliki pengetahuan di bidang pertanian, Ulil memberanikan diri untuk terjun ke dunia hidroponik berkat dukungan keluarga dan modal awal yang diberikan. Inspirasi dan pengetahuan dasar ia peroleh dari video tutorial di YouTube, yang membantunya memahami teknik budidaya hidroponik.

“Usaha ini saya mulai pada tahun 2020 sebagai usaha sampingan, karena saya juga bekerja di perusahaan. Awalnya saya coba menanam sawi Pakcoy, tetapi karena banyak hama, akhirnya saya beralih ke selada,” ujar Ulil kepada Suarakalbar.co.id, Selasa (03/09/2024).

Pria kelahiran Maret 1996 ini kini berhasil membudidayakan sayuran slada hidroponik tanpa menggunakan pestisida.

Slada hidroponik yang digeluti Ulil Abshor di Desa Jungkat, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah,[SUARAKALBAR.CO.ID/Diko Eno]
Dia menceritakan, awalnya hanya memiliki sedikit lahan, namun seiring berjalannya waktu, ia berhasil mengembangkan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) dengan menggunakan paralon. Saat ini, Ulil telah memiliki sekitar 1.500 lubang tanam yang siap untuk produksi sayuran slada.

Untuk diketahui sistem NFT atau Nutrient Film Technique merupakan suatu teknologi hidroponik dengan dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan campuran air dan nutrisi dangkal yang disirkulasikan secara terus menerus.

“Memang awalnya jatuh bangun, modal tidak balik. Tapi saya pikir kalau dibiarkan, modal yang ada akan habis begitu saja. Lalu, saya kembangkan lagi, dan alhamdulillah sampai sekarang usaha ini bisa panen 2 hingga 3 kali dalam sebulan,” jelas Ulil.

Ulil juga berbagi pengalaman tentang pemasaran hasil panennya. Dia memiliki beberapa pelanggan tetap yang rutin membeli hasil panennya, sehingga setiap kali panen, dia mengantarkan sayuran langsung ke rumah pelanggan.

“Kalau menanam sawi slada ini kita harus sering cek kadar air, karena jika kekurangan air, daun sawi yang dihasilkan akan menguning dan tidak layak untuk dijual,” tambahnya.

Menurut Ulil, meski harga sayuran di pasar mengalami fluktuasi, ia tetap menjaga harga jual yang stabil. Permintaan biasanya meningkat pada bulan Desember, terutama ketika musim hujan tiba.

“Dari setiap panen, keuntungan yang saya peroleh bisa mencapai jutaan rupiah, tergantung permintaan. Kalau permintaan banyak, tentu keuntungannya juga meningkat,” tutupnya.

Dengan kegigihan dan inovasi, Ulil Abshor berhasil membuktikan bahwa hidroponik bukan hanya tren, tetapi juga peluang bisnis yang menjanjikan, terutama bagi mereka yang ingin memulai usaha di sektor pertanian dengan lahan terbatas.

“Insya Allah, kalau mau mencoba dan kalau berani terjun dengan niat yang sungguh-sungguh, insya Allah bisa,”tutup Ulil.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan