Komoditas Beras Penyumbang Deflasi Terbesar Pada Mei 2024
Suara Kalbar– Komoditas beras menjadi penyumbang andil deflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) terbesar pada Mei 2024 sebesar 0,15 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan pada Mei 2024, beras kembali mengalami deflasi sebesar 3,59 persen, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen. BPS mencatat perekonomian Indonesia mengalami deflasi 0,03 persen pada Mei 2024, dengan inflasi tahunan yang mencapai 2,84 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 1,16 persen (year-to-date/ytd).
Amalia menjelaskan kendatipun produksi beras mulai menurun, deflasi komoditas tersebut kembali terjadi karena stok yang masih memadai.
Selain beras, komoditas lain yang memiliki andil terhadap deflasi bulanan, antara lain daging ayam ras dan ikan segar masing-masing sebesar 0,03 persen, tomat dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,02 persen, pepaya dan kentang masing-masing sebesar 0,01 persen.
Kelompok transportasi menjadi penyumbang andil deflasi kedua terbesar bulan ini. Deflasi kelompok transportasi tercatat sebesar 0,38 persen. Amalia menilai penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan harga komoditas tarif pengangkutan kota, tarif angkutan dan tarif kereta api.
Menurutnya, hal ini menjadi fenomena yang wajar terjadi setelah momen Lebaran pada April 2024. “Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi secara bulanan yaitu tarif angkutan antar kota sebesar 0,03 persen, tarif angkutan udara sebesar 0,02 persen, dan tarif kereta api sebesar 0,01 persen,” ujarnya dilansir dari Antara, Senin (3/6/2024).
Ia juga memberikan catatan, komoditas tarif angkutan antar kota dan komoditas tarif kereta api mengalami deflasi terdalam sejak Januari 2021. Adapun secara tahunan, pada Mei 2024 ekonomi Indonesia mengalami inflasi sebesar 2,84 persen (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,37. Tingkat inflasi komponen inti Mei 2024 sebesar 1,93 persen (yoy), sedangkan inflasi bulanan sebesar 0,17 persen (mtm).
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS