Suara Kalbar– Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Haji Ahmad Zubaidi mengatakan, Ramadan 1445 Hijriah tahun ini meninggalkan kesan mendalam tentang kuatnya rasa toleransi antaragama di Indonesia.
Dikatakan Ahmad Ramadan kali ini tidak hanya menjadi perayaan umat Islam, tetapi juga diramaikan oleh umat beragama lainnya. Mulai dari acara sahur hingga berbuka puasa sehingga mencairkan hubungan antar masyarakat beragama.
“Kita lihat sendiri ada fenomena war takjil yang secara langsung mendorong adanya interaksi antar masyarakat. Lingkungan perkantoran pun demikian, banyak yang difasilitasi untuk berbuka puasa bersama oleh perusahaannya walaupun pimpinannya bukan muslim,” kata Zubaidi, dilansir dari Beritasatu.com, Minggu (7/4/2024).
Ahmad bahkan mengaku pernah diundang untuk menghadiri acara buka puasa bersama yang diselenggarakan sebuah perusahaan yang dimiliki non-muslim. Menurutnya, terlepas dari apa pun agama atau tingkat jabatan yang diembannya, mereka semua ikut serta mendatangi acara buka puasa bersama itu. Dia menilai hal itu merupakan sebuah fenomena yang luar biasa.
“Kita ini memang sungguh luar biasa kehidupan toleransi antar agamanya. Umat Islam yang berpuasa bisa menghormati yang non-muslim, begitu pun sebaliknya,” kata Zubaidi.
Fenomena-fenomena tersebut menurut Ahmad mencerminkan bahwa pada tataran masyarakat umum tidak ada masalah yang berarti. Hubungan masyarakat antar beragama pun tidak saling curiga karena sudah terbiasa untuk hidup saling berdampingan.
Meski begitu, demi menjaga keberlangsungan lingkungan masyarakat yang damai dan toleran, Dia pun mengimbau untuk tetap waspada pada gerakan yang menyerukan ideologi atau pemahaman transnasional, yang biasanya menyelipkan aspek intoleransi dalam dakwah agama.
Dengan begitu diharapkan melalui semangat kemanusiaan yang menggelora, perayaan Idulfitri akan menjadikan kehidupan semakin bahagia, sejahtera, tentram, dan makin damai.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
