Akibat Suplemen Kesehatan Jepang, Lima Meninggal dari 100 Dirawat di Rumah Sakit

Seorang perempuan mengarahkan jarinya ke papan nama Kobayashi Pharmaceutical saat berjalan melewati kantor perusahaan tersebut di Tokyo, 28 Maret 2024. (Yuichi YAMAZAKI / AFP)

Suara Kalbar– Dalam seminggu sejak serangkaian produk suplemen kesehatan Jepang mulai ditarik kembali, lima orang telah meninggal dan lebih dari 100 orang dirawat di rumah sakit hingga hari Jumat (29/3/2024).

Kobayashi Pharmaceutical Co. yang berbasis di Osaka mendapat kecaman karena tidak segera mengumumkan masalah yang diketahui secara internal pada awal Januari. Pengumuman publik pertama dilakukan pada 22 Maret.

Pejabat perusahaan itu mengatakan 114 orang dirawat di rumah sakit setelah mengonsumsi produk, termasuk Benikoji Choleste Help yang dimaksudkan untuk menurunkan kolesterol, yang mengandung bahan yang disebut benikoji, sejenis jamur berwarna merah. Awal pekan ini, jumlah kematian bertambah dua orang.

Beberapa orang mengalami masalah ginjal setelah mengonsumsi suplemen itu, namun penyebab pastinya masih diselidiki, menurut produsennya, dengan melibatkan kerjasama laboratorium pemerintah.

Kami meminta maaf sedalam-dalamnya,” kata Akihiro Kobayashi, presiden Kobayashi Pharmaceutical Co. kepada wartawan pada hari Jumat (29/3/2024), sambil membungkuk lama untuk menekankan permintaan maaf tersebut bersama tiga pejabat tinggi perusahaan lainnya dilansir dari VoA Indonesia.

Ia menyatakan penyesalannya kepada mereka yang meninggal dan sakit, serta kepada keluarga mereka. Ia juga meminta maaf atas masalah yang ditimbulkan pada seluruh industri makanan kesehatan dan profesi medis, seraya menambahkan bahwa perusahaannya berupaya segera mengatasi masalah ini.

Produk-produk perusahaan tersebut telah ditarik kembali, begitu pula puluhan produk lain yang mengandung benikoji, termasuk pasta miso, biskuit, dan saus cuka. Kementerian Kesehatan Jepang memasang daftar di situs resminya berisi semua produk yang ditarik kembali, termasuk beberapa produk yang menggunakan benikoji untuk pewarna makanan.

Kementerian itu memperingatkan jumlah kematian bisa terus bertambah. Suplemen tersebut dapat dibeli di toko obat tanpa resep dokter, dan beberapa mungkin telah dibeli atau diekspor sebelum penarikan, termasuk oleh wisatawan yang mungkin tidak menyadari risiko kesehatannya.

Kobayashi Pharmaceutical telah menjual produk benikoji selama bertahun-tahun, dengan satu juta paket terjual selama tiga tahun fiskal terakhir, tetapi masalah muncul pada suplemen yang diproduksi pada tahun 2023. Kobayashi Pharmaceutical mengatakan pihaknya memproduksi 18,5 ton benikoji tahun lalu.

Beberapa analis menyalahkan inisiatif deregulasi baru-baru ini, yang menyederhanakan dan mempercepat persetujuan produk kesehatan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS