Kementan Dorong Partisipasi Gereja, Bangun Sektor Pertanian di Perbatasan RI-Malaysia
Pontianak (Suara Kalbar)- Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian, Jan S. Maringka, menyatakan bahwa Kementerian Pertanian mendorong gereja untuk aktif berpartisipasi dalam membangun sektor pertanian sebagai langkah menuju kedaulatan pangan, terutama di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat. Hal ini dilakukan untuk menghadapi ancaman krisis pangan dan dampak El Nino yang sedang terjadi.
Jan S. Maringka mengemukakan bahwa tantangan dalam sektor pertanian saat ini termasuk ancaman perubahan iklim, seperti El Nino, alih fungsi lahan, dan kurangnya minat generasi muda terhadap pertanian. Untuk menghadapi tantangan ini, Kementerian Pertanian telah melakukan mitigasi dengan menginisiasi “Gerakan Nasional Penanganan Dampak El Nino” di beberapa provinsi dan kabupaten, melibatkan berbagai elemen seperti sumber pengairan, distribusi benih, pupuk, gerakan penanaman, penanganan kekeringan, dan pengendalian OPT.
“Hal itu dimaksudkan untuk menghadapi ancaman krisis pangan dan dampak El Nino yang terjadi saat ini,” kata Jan S. Maringka dalam Konferensi Sinodal Gereja, Masyarakat, dan Agama-Agama III GPIB 2023 di GPIB Immanuel Singkawang, melansir dari ANTARA, Kamis(24/8/2023).
Dia menambahkan, tantangan pertanian saat ini antara lain adanya ancaman perubahan iklim (El Nino), ancaman alih fungsi lahan, dan kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian. Terkait hal itu, Pembangunan sektor pertanian itu tentunya dalam menghadapi ancaman iklim seperti El Nino.
Jan S Maringka mengatakan, Kementerian Pertanian telah melakukan mitigasi dengan mencanangkan “Gerakan Nasional Penanganan Dampak El Nino” di 10 provinsi dan 100 kabupaten dengan lahan seluas 500 ribu hektare. Kegiatan tersebut menyediakan sumber pengairan, distribusi benih, distribusi pupuk, gerakan tanam, gerakan penanganan kekeringan dan gerakan pengendalian OPT dan lain sebagainya.
“Kita melihat bahwa Kementerian Pertanian tidak mungkin bekerja sendiri, karena itu kita melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, media, termasuk perguruan tinggi dan aparat penegak hukum untuk menunjukkan bersama-sama bahwa kita memiliki komitmen dalam mewujudkan kedaulatan pangan,” tuturnya.
Menurutnya, Singkawang adalah bagian dari perbatasan dan kita tunjukkan bahwa melalui Gereja dan kelompok tani binaan bisa memberikan kontribusi sehingga produksi pertanian kita dapat mendukung perekonomian nasional.
Jan S Maringka menjelaskan, setelah rangkaian kegiatan ini, besok kita akan melakukan Gerakan Penanaman Pohon bersama Majelis Sinode Gereja Protestan Bagian Barat di Kabupaten Sambas. Ini adalah bagian dari kegiatan Germasa serta dalam rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun ke-75 GPIB yang akan dipusatkan di Kota Padang.
“Ini adalah kegiatan yang dilakukan secara simultan dari kota ke kota untuk menunjukkan Gereja memiliki komitmen mendukung kegiatan pertanian dalam mewujudkan kedaulatan pangan,” katanya.
Dia menambahkan, Kementan juga telah mengadakan gerakan menanam pohon dengan menanam bibit Alpukat di halaman GPIB Immanuel yang berlokasi Jl. Pemuda, No. 01, Melayu, Kecamatan Singkawang Kota Singkawang.
“Ini merupakan aksi nyata dari peningkatan ketahanan pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Juga sebagai wujud nyata pelestarian lingkungan dan sebagai salah satu aksi menghadapi krisis pangan yang sedang melanda dunia,” kata Jan Maringka.
Konferensi Sinodal Gereja, Masyarakat, dan Agama-Agama III GPIB 2023 di GPIB Singkawang itu sendiri digelar mulai tanggal 19-23 Agustus 2023 dengan berbagai rangkaian kegiatan antara lain: Orasi Germasa, Dialog Kebangsaan: Menuju Indonesia Emas, Gerakan Penanaman Pohon, dan lain sebagainya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




