SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Ketapang Warga Resah, Truk Pengangkut Babi Keluarkan Rembesan Air dan Sebarkan Bau Busuk di Ketapang

Warga Resah, Truk Pengangkut Babi Keluarkan Rembesan Air dan Sebarkan Bau Busuk di Ketapang

Truk pengangkut babi yang dihadang warga di Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang, Senin (5/6/2023).[HO-Suaraketapang]

Ketapang (Suara Kalbar) – Warga yang bermukim di sepanjang jalan lintas provinsi Kalteng – Kalbar tepatnya di jalur Kecamatan Nanga Tayap hingga Simpang Hulu Kabupaten Ketapang merasa resah dengan adanya mobil truk pengangkut babi potong. Pasalnya kendaraan tersebut menyebarkan aroma bau busuk serta rembesan air di sepajang jalur yang dilintasi.

Warga bahkan melampiaskan keresahannya dengan mencegat mobil truk itu saat melintas di Kecamatan Sandai pada Senin 5 juni 2023 lalu.

Satu di antara warga Kecamatan Sandai, Suryadi mengaku, pihaknya melakukan aksi protes dengan menghadang truk tersebut agar ke depan tidak ada lagi pengangkut babi potong ke Pontianak melalui jalur darat.

“Tentu aksi kami ini ada sebabnya. Kami yang bermukim di sini merasa resah dengan bau busuk yang ditimbulkan dari mobil truk babi yang melintas. Apa lagi kalau kita berpapasan saat melintas itu rasanya mau muntah,” ucapnya, melansir dari Suaraketapang–Suara Media Network, Sabtu(10/6/2023).

Suryadi mengatakan, tak hanya bau busuk yang sangat mengganggu, pihaknya juga mendapati kalau truk – truk pengangkut babi itu kerap berhenti di jalan untuk menyirami hewan itu dengan air. Hal itu menurutnya dapat menimbulkan limbah dan masalah sosial lain.

“Saat disirami kan airnya menetes, mengalir bisa saja ke sungai. Kala menurut kami kan itu bisa jadi najis. Apa lagi saat dibawa airnya merembes disepanjang jalan. Kita yang berpapasan bisa saja terkena air liur dari babi itu,” kesalnya.

Ha serupa juga dikatakan Iwan, warga setempat yang turut melakukan aksi protes penghadangan truk bermuatan babi. Ia berharap agar ke depan tidak ada lagi truk pengangkut babi yang melintas melalui jalur darat ke Pontianak.

“Kita minta ini yang terakhir. Karena sebelumnya ini tidak pernah. Setau saya biasanya hewan ini diangkut dengan jalur air dari pelabuhan ke pelabuhan,” ujarnya.

Dia juga meminta agar pemerintah, khususnya dinas terkait untuk mendengarkan keluhan warga. Sebab keresahan warga ini merupakan isu sensitif yang dapat memicu adanya protes gelombang masa lebih besar.

“Kita mintalah kepada pengusaha dan pemerintah khususnya dinas terkait agar ini tidak lagi diizinkan pengangkutannya jalur darat. Bukan apa – apa, jangan sampai masyarakat marah yang bisa menimbulkan aksi -aksi lainya,” pungkasnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan