Ciptakan Pertanian yang Unggul dan Sejahtera melalui Sensus Pertanian 2023
Oleh: Hilwin Nisa’, S.Si., M.Stat
MENGUTIP teori kebutuhan Abraham Maslow, kebutuhan dasar atau kebutuhan fisiologi menempati urutan pertama kebutuhan manusia yang harus terlebih dulu dipenuhi. Hal ini menjadi syarat agar manusia dapat bertahan hidup dan melanjutkan hidupnya. Kebutuhan dasar ini seperti kebutuhan akan air, oksigen, makanan, dan kebutuhan lain yang jika tidak terpenuhi, maka hidupnya akan terancam.
Dari sini dapat dilihat bahwa makanan menjadi salah satu kebutuhan pokok, kebutuhan yang harus dipenuhi. Dapat dibayangkan bagaimana jika persediaan makanan kita bermasalah? Dalam bernegara, produksi makanan tidak mampu mencukupi seluruh penduduk yang ada, misalnya. Sudah pasti masalah ini akan merembet ke masalah-masalah lainnya. Seperti ungkapan, ‘Tidak ada logika tanpa logistik’, ‘Jangan mengganggu orang yang kelaparan, ini sama dengan membangunkan singa yang tertidur’, dan slogan slengekan lain yang jika diresapi ada benarnya juga.
Menyoal persediaan makanan, tentu ini tidak bisa lepas dari bidang pertanian. Sebagaimana yang dijabarkan dalam Wikipedia, pertanian sendiri merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Bagaimana Kondisi Pertanian Indonesia Hari ini?
Mengingat sebegitu pentingnya peran pertanian untuk keberlangsungan hidup banyak orang, sudah sepantasnya pertanian ini mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak.
Bagaimana agar pertanian Indonesia bisa meng-cover kebutuhan pangan semua penduduk Indonesia, tidak ada lagi impor beras, syukur-syukur negara kita mampu mengulangi sejarah menjadi eksportir beras seperti tahun 1941 silam.
Bagaimana agar para petani bisa semakin sejahtera, sehingga profesi sebagai petani ini menjadi profesi yang juga dilirik oleh para kawula muda. Mengingat sekarang, rasanya cukup susah menemukan para pemuda yang bercita-cita menjadi seorang petani. Hal ini tak lain karena profesi petani ini masih dirasa kurang menjanjikan, masih banyak para petani yang kurang tersejahterakan. Jika ini dibiarkan terus berlarut, lantas siapa nanti yang akan meneruskan pertanian negara kita? Bagaimana nasib ketahanan pangan negara kita ke depannya?
Menyikapi persoalan di lapangan, tentunya kita tidak bisa hanya berdasarkan pada simpang siur belaka. Petani krisis tenaga muda, pupuk langka, harga jual beras selalu terjun bebas saat musim panen, lahan pertanian yang terus terkikis setiap tahunnya, semua isu-isu di lapangan pertanian ini tidak bisa serta merta kita telan maupun lewatkan begitu saja. Diperlukan data-data yang akurat untuk melihat, menyikapi, dan menjawab persolan-persoalan yang ada. Apakah memang demikian adanya, ataukah hanya rumor belaka. Pun seandainya ditemukan kasus yang demikian, bagaimana langkah yang tepat untuk menuntaskannya.
Pentingnya Sensus Pertanian 2023
Dari sinilah peran Sensus Pertanian 2023 sangat diperlukan. Senada dengan tagline Sensus Pertanian 2023, “Mencatat Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”, diharapkan Sensus Pertanian 2023 ini benar-benar mampu menjadi jawaban atas keresahan persoalan di lapangan dunia pertanian.
Mengutip dari apa yang disampaikan Priyarsono (2023), Sensus Pertanian 2023 (ST2023) kali ini dirancang dengan mengikuti standar internasional (World Programme for the Census of Agriculture) yang didukung oleh FAO (Food and Agriculture Organization) di bawah naungan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dijelaskan bahwa standar ini telah menjamin keterbandingan antara hasil ST2023 dengan hasil sensus pertanian di negara-negara lain.
Selain itu, ST2023 ini juga dirancang terintegrasi dengan data administrasi pemerintah maupun yang dihasilkan BPS (Badan Pusat Statistik). Hasil dari ST2023 sudah dirancang khusus untuk dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan pemerintah seperti RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan SDGs (Sustainable Development Goals). Dan yang tak kalah penting, ST2023 ini juga sudah dirancang untuk dapat menghasilkan data geospasial.
Melalui itu semua, sangat besar harapan bahwa ST2023 ini mampu menjadi alat untuk turut berkontribusi melihat dan menjawab persoalan-persoalan yang ada di sektor pertanian. Dan tentunya, ST2023 juga tidak akan berhasil tanpa dukungan dari berbagai pihak yang terlibat. Para pelaku usaha pun diharapkan mampu berkontribusi dengan memberikan data yang sebenar-benarnya. Ini semua demi keakuratan data dan ketepatan kebijakan yang akan diberikan nantinya.
ST2023 dapat menghasilkan secara akurat data para pelaku usaha pertanian seperti nama, usia, alamat, luas lahan, dan lokasi usahanya. Harapannya, dari sini juga dapat mulai dipetakan terkait usia produktif tani. Jika memang terbukti mayoritas diisi oleh para orang tua, dan sangat minim usia muda, perlu dipikirkan juga inovasi-inovasi bagaimana agar usaha pertanian ini mulai dilirik oleh para kawula muda. Tak lain agar tetap ada penerus yang menggeluti bidang pertanian. Demi tetap berjalannya produktivitas bidang pertanian di waktu yang akan datang.
Selain itu, dengan data yang akurat tersebut, semestinya tidak akan ada lagi salah perhitungan subsidi pupuk atau malah salah sasaran. Ditambah data hasil ST2023 ini dapat mencakuo data geospasial. Yang artinya, permasalahan secara spesifik berdasarkan letak geografis pun dapat dilihat melalui data, sehingga otomatis kebijakan yang dicanangkan pun bisa lebih tepat sasaran nantinya. Dan masih banyak persoalan lain yang dapat dilihat lebih dekat dan dijawab dengan akurat melalui data-data tersebut.
Dari data yang akurat lah, kebijakan yang tepat dapat dibuat. Sebagai pengingat, negara kita pernah menjadi eksportir beras pada tahun 1941, tak lain juga karena berawal dari kebijakan yang tepat. Dan tentunya, kebijakan yang tepat tak akan ada artinya tanpa dibarengi dengan pelaksanaan kebijakan yang terencana, terstruktur, dan bertahap, serta dengan kesungguhan para pelakunya.
Hingga pada akhirnya, semoga ST2023 ini dapat berjalan dengan lancar dengan kerja sama dari berbagai pihak yang terlibat. Para pelaku usaha tani juga dapat memberikan data yang sebenarnya, sehingga kebijakan yang tepat dapat dicanangkan guna terciptanya pertanian yang unggul dan petani yang sejahtera.
*Penulis adalah Alumni LPDP, Co-Founder Edmuku.id dan Jiwaloka.com
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now