Nelayan Pukat Ini Merintis Budidaya Kepiting dengan Metode Kolam Semen di Hutan Mangrove Mendalok
Mempawah (Suara Kalbar) – Yus Suryadi, nelayan pukat yang bertempat tinggal di Desa Mendalok, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, sempat resah saat Pelabuhan Kijing akan dibangun.
Sebab adanya pelabuhan, otomatis akan menghambat Yus Suryadi dan rekan-rekan nelayan untuk mencari rezeki.
Tapi keresahan itu tidak berlangsung lama. Seiring dengan pembangunan Pelabuhan Kijing yang kini bernama Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, PT Pelindo mulai meluncurkan program transformasi nelayan.
Tujuannya adalah para nelayan yang terdampak pembangunan dan operasional Terminal Kijing diberikan pelatihan dan bantuan agar bisa merintis usaha sampingan di darat.
Yus Suyardi mengakui, dirinya bersama para nelayan yang tergabung dalam Kelompok Bina Usaha Desa Mendalok, turut mendapat bantuan program transformasi nelayan PT Pelindo yang menggandeng konsultan nasional PT Pendidikan Maritim Logistik Indonesia (PMLI).
“Untuk itu, saya dan kawan-kawan memilih budidaya kepiting bakau dengan metode kolam semen,” jelas Yus Suryadi.
Ia menuturkan, di kolam berukuran 8×6 meter itu, ratusan kepiting tengah digemukkan agar dapat dijual kembali.
“Bibit yang kami masukkan ke kolam awalnya punya berat 2 ons. Sekarang sudah lebih dari 3 ons. Tak lama lagi sudah bisa panen,” ujarnya senang.
Berbeda dengan metode apartemen di Semudun, maka budidaya kepiting di kolam semen yang dipilih Yus Suryadi terletak di antara hutan mangrove, persis di belakang kediamannya.
Bibit-bibit kemudian dilepaskan di dalam kolam yang telah dipasangi banyak paralon sebagai “rumah” bagi ratusan kepiting.
“Yang perlu diperhatikan adalah sirkulasi air dan pemberian pakan yang tepat agar air tidak mudah keruh. Sisa-sisa pakan harus segera dibersihkan agar tidak memicu tingkat keasaman yang tinggi dalam kolam,” jelasnya lagi.
Sejauh ini, Yus Suryadi tetap merasa yakin budidaya kepiting ini dapat menjadi usaha sampingan yang bisa mendatangkan rezeki bagi keluarga.
“Jika cuaca bagus, saya tetap melaut. Sepulangnya, bersama rekan-rekan dan keluarga mengurus kepiting ini secara bergiliran,” kata dia.
Sejak merintis budidaya kepiting di kolam semen, ia mengaku sudah satu kali panen penuh, dan selanjutnya panen bertahap tergantung permintaan pasar.
“Hasilnya lumayan, sebab harga kepiting di pasaran memang cukup tinggi,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Yus Suryadi, para pendamping dari PT PMLI juga terus memberikan edukasi.
“Jadi apabila kami menemui kendala, para pendamping dari PT PMLI selalu memberikan solusi. Semoga ikhtiar kami ini diridhoi Allah SWT,” tutupnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now