Ritual Cheng Beng di Sanggau, Ini Pesan Anggota DPRD Dewi Merlina

Anggota DPRD Sanggau dari PSI Dewi Merlina saat membeli perlengkapan ritual Cheng Beng di salah satu toko di Pasar Sanggau, Kamis (23/3/2023). SUARAKALBAR.CO.ID/Foto. Dok Pribadi

Sanggau (Suara Kalbar) – Masyarakat Tionghoa saat ini sudah memasuki masa prosesi sembahyang dan ziarah kubur yang dinamakan ritual Cheng Beng.

Tak terkecuali bagi umat Khonghucu di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Menyikapi pelaksanaan ritual Cheng Beng, Anggota DPRD Sanggau dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dewi Merlina berharap momentum ini dapat menjadi sarana mempererat silaturahmi antar warga Tionghoa di Sanggau.

Dewi Merlina selanjutnya mengatakan, ritual Cheng Beng sarat makna dalam tradisi kehidupan masyarakat Tionghoa.

Sebab sembahyang ini merupakan sarana ibadah untuk mengenang dan memuliakan orangtua atau leluhur yang sudah meninggal dunia.

“Caranya adalah dengan berdoa dan sembahyang kubur, serta membersihkan bahkan mempercantik makam yang akan diziarahi,” ungkap Dewi Merlina.

Ia menyebut, puncak prosesi Cheng Beng adalah tiap tanggal 5 April.

Hanya saja, dua pekan sebelumnya sudah banyak masyarakat Tionghoa secara bertahap menggelar tradisi dengan kertas sembahyang dan replika uang berbahan kertas yang akan dibakar, beserta perlengkapan ritual lainnya.

“Nah, terkait prosesi membakar kertas sembahyang atau replika uang ini, saya mengajak warga Tionghoa untuk berhati-hati, yakni dengan cara menjaga api sisa pembakaran dalam ritual Cheng Beng,” imbuhnya.

Sebab ada kemungkinan kondisi cuaca panas masih akan terjadi di wilayah Kabupaten Sanggau, sehingga api sisa pembakaran tidak menjadi penyebab hotspot atau titik api.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS