Robo’-Robo’, Tradisi Mengenang Kembali Sosok Pendiri Kerajaan Mempawah
Mempawah (Suara Kalbar) – Tradisi Robo’-Robo’ di Mempawah, Kalimantan Barat, sejak 2016 lalu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Saat ini, Robo’-Robo’ yang setiap tahun diselenggarakan pada Rabu akhir Bulan Syafar dalam penanggalan Islam, jatuh pada Rabu (21/9/2022).
Salah satu rangkaian agenda dalam Robo’-Robo’ ini adalah ziarah ke Makam Raja Mempawah, Opu Daeng Manambon yang dihelat Selasa (20/9/2022) tadi pagi.
Lokasi Makam Opu Daeng Manambon terletak di Sebukit Rama, Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir.
Prosesi ziarah turut dihadiri Bupati Mempawah, Erlina, bersama Raja Mempawah Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim dan kerabat Istana Amantubillah.
Usai berziarah yang menjadi agenda rutin sebelum puncak perayaan Robo-Robo, Bupati Erlina mengaku senang bisa hadir bersama Raja Mempawah dan kerabat Istana Amantubillah ke Sebukit Rama, besserta ratusan masyarakat.
“Bagi kita tradisi Robo-Robo bukan hanya seremonial semata, tetapi ada bentuk pelestarian adat istiadat, menjaga silaturahmi antar anak bangsa, serta mengenang napak tilas keberadaan sosok pendiri Kerajaan Mempawah,” ujar dia.
Erlina selanjutnya berharap agenda Robo-Robo yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda, dapat menjadi ajang untuk meningkatkan silaturahmi, serta sebagai pemersatu anak bangsa.
“Budaya ini harus terus kita lestarikan sampai ke anak cucu kita dan mudah mudahan ke depan nanti kemasan kegiatan Robo-Robo di Kabupaten Mempawah dapat semakin ditingkatkan,” katanya.
Lebih jauh, ucapan terima kasih disampaikan Erlina kepada raja beserta keluarga dan juga panitia pelaksana yang terus bersemangat melestarikan adat istiadat di Kabupaten Mempawah.
“Mari kita berdoa agar agenda puncak perayaan Robo-Robo di Pelabuhan Kuala Mempawah besok berjalan sukses dan lancar seperti keinginan bersama,” tutup Bupati Erlina.
Raja Mempawah Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim mengungkapkan makna dari ziarah ini adalah untuk mengenang keberadaan para pendiri Mempawah.
“Sebagai generasi penerus, jika ingin maju maka kita jangan pernah melupakan sejarah. Sebagai orang yang beradab dan berbudaya, kita harus mengingat dan menghormati jasa para leluhur,” ujarnya.
Selanjutnya, ia mengajak seluruh elemen masyarakat selalu menjaga bumi beserta isinya. Yakni, dengan cara tidak merusak, tetapi melestarikannya.
“Karena jika manusia mencintai alam, maka alam juga akan mencintai manusia,” tegas Raja Mardan.
Selain ziarah, Raja Mardan kembali melepas puaka atau satwa liar, yaitu seekor buaya ke Sungai Mempawah yang berlokasi di kawasan Sebukit Rama.
“Total sudah ada empat ekor buaya yang kita lepas di Sungai Mempawah, semuanya kita beri nama panggilan. Insya Allah keberadaannya tidak mengganggu manusia,” ucapnya.
Turut hadir menyaksikan Bupati Erlina, Wakil Bupati Muhammad Pagi, Forkorpimda, serta masyarakat.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS