Hadiri Pemakaman Shinzo Abe, Wapres AS Terbang ke Jepang
Suara Kalbar – Wakil Presiden Amerika Kamala Harris hari Minggu (25/9) berangkat ke Jepang untuk menghadiri pemakaman mantan perdana menteri Shinzo Abe atas nama pemerintah Amerika.
Harris, yang memimpin delegasi pejabat dan mantan pejabat Amerika ke pemakaman itu, berencana menghabiskan tiga malam di Tokyo. Ia dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida, Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Ia juga berencana melangsungkan pertemuan dengan para pemimpin bisnis Jepang ketika Amerika berupaya memperluas manufaktur chip komputer.
Secara terpisah Harris akan mengunjungi pelaut-pelaut Amerika yang bertugas di kapal perusak di pangkalan Angkatan laut terdekat.
Lawatan kali ini merupakan yang kedua bagi Harris sejak menjabat Januari 2021. Lawatan ini biasanya merupakan tugas langsung seorang wakil presiden, tetapi bagi Harris akan ada kontroversi di hampir setiap kesempatan ketika ia menghadiri peringatan untuk menghormati mantan perdana menteri Shinzo Abe itu.
Sekutu-sekutu Amerika sedang mencari kejelasan setelah beragam pesan soal apakah Presiden Joe Biden benar-benar akan mengirim pasukan untuk mempertahankan Taiwan dari potensi invasi China. Juga soal potensi provokasi Korea Utara, yang melakukan uji coba rudal sesaat sebelum keberangkatan Harris dari Washington DC. Serta kekecewaan terhadap undang-undang baru Amerika yang membuat kendaraan listrik yang diproduksi di luar Amerika Utara tidak memenuhi syarat untuk mendapat subsidi pemerintah.
Saat singgah di Korea Selatan, Harris bermaksud melangsungkan pertemuan dengan Presiden Yoon Suk-Yeol dan menjadi tuan rumah diskusi meja bundar dengan sejumlah perempuan terkemuka, suatu fenomena yang rumit di negara di mana Yoon menghadapi kecaman karena pemerintahannya didominasi laki-laki.
Hubungan antara Korea Selatan dan Jepang tetap tegang karena warisan agresi Jepang selama Perang Dunia Kedua. Warga Korea Selatan masih mengupayakan kompensasi atas kerja paksa dan perbudakan seks yang terjadi ketika Jepang menduduki negara mereka.
Di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis lalu (22/9), Kishida dan Yoon berjanji akan mempercepat upaya pemulihan hubungan kedua negara.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS