Sambas  

BPPD Kalbar Gelar Sosialisasi Pengelolaan Ekowisata Penyu di Perbatasan RI-Malaysia

Sosialisasi Pengelolaan Ekowisata Penyu yang digelar BPPD Kalbar di kawasan perbatasan RI-Malaysia, tepatnya di Pantai Tanjung Api, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kamis (1/9/2022). SUARAKALBAR.CO.ID/Foto. Istimewa

Sambas (Suara Kalbar) – Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah (BPPD) Kalbar berupaya mengoptimalisasi peran kelompok pemuda dalam peningkatan ekonomi masyarakat di perbatasan RI-Malaysia.

Salah satu programnya adalah Sosialisasi Pengelolaan Ekowisata Penyu di kawasan perbatasan Kabupaten Sambas, tepatnya di Pantai Tanjung Api, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kamis (1/9/2022).

Sosialisasi ini dikemas menarik di tengah hutan cemara yang merupakan kawasan zona inti penyu.

Para narasumber memberikan pengalaman serta ilmu yang mereka miliki agar warga sekitar di kawasan Pantai Paloh dapat mengaplikasikan ilmu yang diserap untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Kepala BPPD Kalbar, Alexander Rombunang, berharap kegiatan ini bisa menjadi wadah para pemuda yang ingin mengelola ekowisata di kawasan konservasi penyu, khususnya di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.

Dijelaskannya, ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab dalam lingkungan sekitar, sebagai upaya menopang kesejahteraan masyarakat setempat yang melibatkan interprestasi serta pendidikan lingkungan hidup.

“Konsep ekowisata memadukan tiga komponen penting, yaitu konservasi alam, pemberdayaan masyarakat lokal dan peningkatan kesadaran lingkungan hidup,” ungkap Alexander Rombunang lewat zoom meeting saat membuka kegiatan itu.

Ia menengaskan, mempertahankan keberadaan penyu tidak bisa diberikan tanggung jawab kepada satu dinas saja, melainkan harus bersama-sama stakeholder lainnya.

“Karena itu, sudah menjadi tugas bersama dalam menjaga habitat penyu khususnya di kawasan yang juga kami dukung sebagai kawasan wisata di Dusun Tanjung Api, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas,” imbuh Alexander Rombunang.

Ia menginginkan, melalui kegiatan ini pula akan tercipta usaha perlindungan dan harmonisasi dalam melestarikan hutan pantai.

“Terutama perlindungan dan konservasi penyu dalam pengembangan ekowisata dengan melibatkan generasi muda dan para pemangku kepentingan, sekaligus peningkatan ekonomi masyarakat setempat,” paparnya.

Seperti diketahui, sesuai data yang ada, areal sepanjang 63 kilometer merupakan kawasan konservasi penyu yang berbatasan dengan Teluk Melano Malaysia.

Kepala Desa Sebubus, Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, Irfan, menambahkan, kegiatan yang diselenggarakan ini sangat dirasakan manfaatnya bagi warga, khususnya di kawasan Desa Sebubus.

“Kami bangga Desa Sebubus menjadi tempat diadakannya kegiatan sosialisasi ini. Tentu juga bisa menjadi sarana mempromosikan potensi desa kami dalam upaya mengangkat perekonomian dan menjaga masyarakat perduli lingkungan,” tutupnya.

Dalam kegiatan tersebut, BPPD Kalbar memberikan bantuan berupa sarang madu kelulut yang diharapkan dapat menambah perekonomian masyarakat setempat.

Kegiatan juga diisi dengan penanaman pohon cemara dan pelemparan bola pingpong sebagai pengganti dari telur penyu sebagai simbol pelestarian penyu yang dilakukan puluhan warga Desa Sebubus, termasuk pelepasan tukik (anak penyu yang baru lahir) di Pantai Pesisir Tanjung Api.

Dalam pelepasan tukik itu, diterapkan Standard Operational Procedure (SOP), yang diawali dengan padat karya kerja bakti di daerah zona inti.

BPPD menghadirkan narasumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar, WWF Marine Kalbar, Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah Provinsi Kalbar, Lembaga Swabina Prakarsa, serta seorang pengusaha sukses di Pontianak untuk berbagi kisah inspiratif.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS