Kejar Orderan Jelang Imlek, Hajono Sanggup Produksi 1.200 Dupa per Hari
Kubu Raya (Suara Kalbar) – Dupa menjadi satu diantara bahan sembayang yang wajib ada terutama untuk warga Thionghoa yang akan melaksanakan ritual sembahyang.
Namun ketiadaan bahan baku membuat Hajono pembuat dupa asal Kubu Raya menghentikan sementara produksi pembuatan dupa .
Setelah bahan baku datang kembali, kini ia harus bekerja full untuk memenuhi pesanan pelanggannya yang kebanyakan dari luar kota mengingat dirinya hanya menjual kepada agen.
Hari – hari jelang imlek, capgo meh dan sembayang arwah merupakan masa sibuk di pabrik pembuatan dupa milik Hajono di Jalan Adisucipto Desa Parit Baru Kabupaten Kubu Raya.
Dirinya dibantu tiga karyawannya pun terus membuat dupa,usai vakum akibat ketiadaan sejumlah bahan baku.
“Ini baru mulai lagi karna kemarin bahan tidak ada, satu lidi kan kami datangkan dari jawa, nah pengrajinya itu terdampak gunung meletus terus bahan pembuat dupa kita datangkan dari semarang pakai kapal, kapal juga tidak bisa merapat ombak tinggi jadi kemarin berhenti, ini tinggal beberapa hari baru kita kebut lagi produksi,” jelasnya.
Setiap hari satu alatnya mampu mencetak 1200 dupa. Hajono mengatakan cuaca cukup menjadi kendala bagi dirinya mengingat proses penjemuran dupa memakan waktu hingga 2 hari.terlebih akhir – akhir ini cuaca sulit diprediksi.
“Proses kita mengeringkan dupa kan harus di jemur dua kali, jadi harus sering liat cuaca karna akhir – akhir ini susah diprediksi kadang bagus kadang juga tiba – tiba hujan. Kita bisa jemur 2 hari kalau hari bagus tapi kalau hujan terus itu yang buat lama,” tambahnya.
Hajono mengatakan dua tahun terakhir, saat pandemi cukup membuat usahanya terganggu. mengingat klenteng tidak boleh dibuka untuk sembayang serta sembayang arwah juga ditiadakan.dirinya mengatakan jika penurunan nya sampai 60-70 persen.
“Waduh kemarin ini susah orderan sepi, karna kan kelenteng tidak boleh buat orang sembayang otomatis mereka tidak beli dupa, sembayang arwah juga ditiadakan . sekitar 60-70 persen lah omset kami menurun,” ungkap Hajono.
Meski baru empat tahun menggeluti produksi dupa, para pelanggan Hajono bukan saja dari Kabupaten Kubu Raya , melainkan agen – agen besar di luar kota. Dirinya sempat mencoba peruntungan menjual eceran di toko – toko namun tak begitu laris, sehingga ketika ada agen besar yang ingin mengambil dupa nya ia mencoba terus melayani.
“Untuk dupanya sendiri saya kirim ke Singkawang Pangkalanbun dan Ketapang. Dulu awal bikin saya coba pasarkan di toko tapi susah karna saya harus packing lagi percantik lagi tidak begitu laris juga, jadi saat ada agen besar mau ambil ya saya lepas,” paparnya.
Hajono berharap di tahun 2022 ini omzet yang sempat menurun berangsur pulih, mengingat dirinya berniat untuk membeli mesin dupa lain untuk menambah koleksi hasil dupa sehingga pelanggan tidak bosan
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





