SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Merdeka Belajar dan Capaian di Masa Pandemi

Merdeka Belajar dan Capaian di Masa Pandemi

Oleh : Al-Mahfud

PANDEMI Covid-19 benar-benar menjadi tantangan bagi segala sektor kehidupan, termasuk untuk dunia pendidikan. Di Indonesia, dunia pendidikan harus siap menghadapi perubahan drastis saat harus menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh demi mencegah penularan Covid-19.

Program Merdeka belajar yang baru diluncurkan langsung menghadapi situasi pandemi pada awal tahun 2020. Berbagai program yang sudah ditetapkan harus dihadapkan pada tantangan baru di tengah segala bentuk perubahan dan penyesuaian.

Akan tetapi Kemendikbud telah melakukan berbagai upaya dan terobosan-terobosan kebijakan pendidikan di tengah situasi krisis karena Covid-19. Di antaranya adalah, dana BOS yang difokuskan untuk daerah terdampak pandemi, menghadirkan kurikulum pembelajaran di kondisi khusus untuk menyesuaikan kondisi di tengah pandemi, hingga memberikan keringanan UKT.

Kemendikbud telah memberikan bantuan UKT atau biaya perkuliahan untuk 410 ribu mahasiswa semester 3, 5 dan 7 kepada PTN dan PTS menggunakan anggaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. KIP Kuliah merupakan salah satu program prioritas Merdeka Belajar 2021 yang telah membantu para lulusan SMA/sederajat yang memiliki potensi akademik tetapi memiliki keterbatasan ekonomi sehingga bisa berprestasi.

Kemendikbud juga memberikan bantuan subsidi upah kepada 1.634.832 PTK PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, 374,836 PTK Pendidikan Tinggi, dan 48.000 pelaku budaya dan seni. Tak berhenti di sana, untuk menunjang pembelajaran daring, Kemendikbud telah menyalurkan bantuan kuota data internet ke sebanyak 35,725 juta peserta didik dan tenaga pendidik (kemendikbud.go.id, 5/1/2021).

Bantuan kuota data internet termasuk program yang mendapat respon positif dari para murid atau orang tua murid dalam menunjang pembelajaran daring di masa pandemi. Para orang tua menyambut positif program tersebut setelah sebelumnya terbebani dengan kebutuhan kuota data anaknya yang begitu tinggi untuk belajar online, apalagi di tengah situasi ekonomi yang sulit karena pandemi.

Kemudian program Merdeka Belajar yang mendapatkan respon positif adalah Guru penggerak. Diluncurkan Juli 2020, Program Guru Penggerak terbukti mendapatkan antusiasme tinggi dari para pendidik. Tiga angkatan pertama berjalan dengan jumlah 2.800 guru per angkatan. Kemudian angkatan 4 yang akan memulai pendidikan pada 25 Oktober 2021 mendatang melonjak menjadi sejumlah 8000 guru. Begitu pula pada angkatan 5 dan 6 sudah ada sebanyak 8000 guru  (sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id).

Target yang ditetapkan Kemendikbudristek untuk Program Guru Penggerak pada setiap angkatan dan setiap daerah selalu tercapai. Hingga akhir tahun 2024, jumlah Guru Penggerak ditargetkan ada 405 ribu orang. Para Guru Penggerak ini akan menjadi pemimpin pembelajaran yang aktif dan proaktif membangun dan mengembangkan pendidik lainnya untuk menjadi pendidik yang kreatif dan bisa menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Kita tahu, salah satu kendala di dunia pendidikan kita adalah model pembelajaran yang cenderung monoton dan kurang bisa menggugah dan mengeksplorasi berbagai aspek kecerdasan siswa. Program Guru Penggerak yang mendapatkan antusiasme tinggi dari para pendidik tersebut kita harapkan bisa semakin banyak melahirkan guru-guru kreatif dan inovatif yang bisa memantik semangat belajar siswa.

Program Merdeka belajar adalah suatu terobosan baru yang kita harapkan akan memberikan dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Meski harus dihadapkan pada situasi pandemi di awal berjalannya program, namun Kemendikbud Ristek secara responsif bisa mengambil kebijakan-kebijakan yang diperlukan di tengah perubahan situasi yang ada.

Ada porsi besar dalam realisasi anggaran 2020 yang dikeluarkan Kemendikbud Ristek untuk menangani pandemi. Dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI (25/8/2021), Sesjen Kemendikbud Ristek Suharti mengatakan ada Belanja Barang sebesar Rp33,11 triliun yang sebagian besar dialokasikan untuk Bantuan Subsidi Kuota Internet yang ditambahkan dan Bantuan Subsidi Upah untuk PTK Non-PNS, serta penanganan Covid-19 pada Rumah Sakit Pendidikan (RSP) di PTN (Siaran Pers Nomor: 426/sipres/A6/VIII/2021)

Diketahui dari raker tersebut bahwa Realisasi Anggaran Kemendikbud Ristek tahun 2020 adalah sebesar Rp79,6 triliun atau 91,5 persen dari anggaran. Kemendikbud Ristek pun menerima opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI, yang secara konsisten dipertahankan delapan tahun terakhir sejak 2013 oleh Kemendikbud Ristek.

Kita berharap, berbagai Program Merdeka Belajar yang sudah berjalan bisa semakin maksimal ke depan. Situasi pandemi tak boleh membuat dunia pendidikan kita pesimis. Justru, situasi dan perubahan yang ada sebisa mungkin harus bisa dimanfaatkan untuk menciptakan terobosan-terobosan baru demi pendidikan yang lebih maju dan berkualitas.

*Penulis Adalah Peminat topik pendidikan, menulis artikel di berbagai media massa.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan