100 Hari Sudah Panen, Nelayan Juluk Sungkur di Sungai Kunyit Praktik Budidaya Udang Vannamei
Mempawah (Suara Kalbar) – Nelayan Juluk Sungkur dari delapan desa di Kecamatan Sungai Kunyit, mengikuti pelatihan praktik teknik budidaya udang Vannamei berkelanjutan selama dua hari, Kamis hingga Jumat, 14-15 Oktober 2021.
Praktik ini merupakan tindaklanjut dari pembekalan teori yang telah diberikan sebelumnya secara bertahap, akhir September lalu.
Rangkaian pelatihan diberikan, karena nelayan Juluk Sungkur menjadi salah satu pihak yang terdampak pembangunan Pelabuhan Terminal Kijing.
Nah, agar di masa mendatang para nelayan ini punya tambahan penghasilan dari hasil tangkapan laut dan juga budidaya perikanan, mereka perlu diberikan pembekalan, transfer teknologi, maupun bantuan alat modern.
PT Pelindo II Persero, selaku operator Pelabuhan Terminal Kijing, melalui konsultan terkemuka Indonesia yakni PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) pun menggelar transformasi nelayan.
Dengan tagline “Smart Aquaculture”, mereka dilatih tentang pengembangan budidaya udang Vannamei yang bernilai ekonomis tinggi dan punya pangsa ekspor yang sangat luas.
Praktik budidaya udang Vannamei ini berlangsung di Dusun Mayasari, Desa Sungai Bundung Laut, Kecamatan Sungai Kunyit.
Nelayan Juluk Sungkur tampak bersemangat menjalankan sarana praktik budidaya yang telah disediakan Tim Pendamping PT PMLI.
Pada praktik hari pertama, Kamis (14/10/2021), peserta yang hadir terdiri atas nelayan dari Desa Sungai Duri 1, Sungai Duri 2 dan Sungai Kunyit Laut.
Sedangkan pada hari kedua, tadi siang, giliran yang mendapatkan pelatihan praktik adalah Desa Sungai Bundung Laut, Sungai Limau, Semudun, Mendalok dan Sungai Dungun.
Bertindak sebagai trainer adalah Dudi Lesmana, Pakar Kelautan dan Perikanan, yang merupakan alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB).
Turut hadir, Kepala Bidang Perikanan Dinas PKPP Kabupaten Mempawah, Hasto Priyarso, dan Mujito, Penyuluh Perikanan Satminkal Tegal Kecamatan Sungai Kunyit.
100 Hari Panen
Sang pakar kelautan, Dudi Lesmana, menjelaskan, udang Vannamei adalah pengganti udang windu yang dulu diserang wabah penyakit, sehingga ribuan nelayan budidaya gagal panen dan mengalami kerugian besar.
Udang Vannamei yang datang dari Amerika Selatan ini dinilai punya banyak kelebihan dan bernilai ekonomis tinggi.
Hingga saat ini, udang Vannamei tak tergantikan dalam sektor budidaya perikanan di Indonesia.
“Sebab dalam waktu 100 hari, udang Vannamei sudah bisa panen dan tentu saja akan menambah pendapatan nelayan,” katanya.
Dalam pelatihan itu, tambah Dudi, nelayan Juluk Sungkur di Kecamatan Sungai Kunyit diberikan pengetahuan dan kemampuan untuk mengembangkan budidadaya udang Vannamei di masa mendatang.
“Sebelumnya, para nelayan Juluk Sungkur telah diberikan pelatihan teori, dan selama dua hari ini kita tindaklanjuti dengan praktik sambil menunggu pengadaan alat-alat dan sarana selesai,” katanya.
Jadi, ia berharap ke depan tidak hanya menangkap ikan di laut, para nelayan di Sungai Kunyit setidaknya dapat meningkatkan perekonomiannya dengan budidaya udang Vannamei ini.
“Mudah-mudahan ini nantinya jadi matapencaharian utama!” imbuh Dudi Lesmana.
Praktik Langsung
Dalam sesi ini, Dudi Lesmana melatih para nelayan Juluk Sungkur untuk praktik memulai budidaya udang Vannamei berkelanjutan.
Yakni, dari persiapan wadah budidaya, misalnya pembuatan kolam terpal dan saung agar bisa menjadi tempat berteduh.
Kemudian, proses strelisasi wadah agar terbebas dari panyakit, kuman atau bakteri yang merugikan.
Selanjutnya, diberikan teknik sterilisasi air laut, sebab budidaya ini tetap menggunakan air laut yang harus ditampung di wadah terpisah terlebih dahulu.
“Setelah itu, air laut itu distrelisasi lagi menggunakan klorin dan menumbuhkan flok dengan pemberian molase,” ujarnya.
Bioflok ini merupakan teknologi alternatif dalam budidaya udang yang sedang populer saat ini.
Jadi dapat diartikan, bioflok adalah kumpulan berbagai organisme yang tergabung dalam bentuk gumpalan sebagai sumber makanan udang.
Dalam waktu tujuh hari kemudian, baru memasuki penebaran benur atau bibit udang Vannamei.
Nah, untuk mempermudah nelayan Juluk Sungkur di Sungai Kunyit untuk melaksanakan budidaya ini, PT PLMI Sub PT Pelindo II Persero telah menyediakan panduan pemberian pakan.
“Jadi, panduan dari hari pertama hingga ke-100 harus dilakukan nelayan dengan disiplin agar udang tumbuh optimal,” imbuhnya.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





