SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Pontianak PPD HMI Gelar Bincang Pontianak Rawan Banjir

PPD HMI Gelar Bincang Pontianak Rawan Banjir

PPD HMI Gelar Bincang Pontianak Rawan Banjir

Pontianak (Suara Kalbar)- Bidang Partispasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Cabang Pontianak sukses menghelat Bincang Isu Daerah pada Sabtu (28/8/2021) pukul 13.00 hingga 15.30 dengan Tema “Pontianak Rawan Banjir ?”

Ketua Umum HMI Cabang Pontianak, Gus Hefni Maulana menyampaikan, kedepannya harus lebih peka dan produktif membahas isu yang ada.

“Saya berharap kegiatan ini dapat membahas isu-isu daerah lainnya serta dapat menjadi solusi dan masukan bagi pemerintah kota, masukan dan solusi ini akan terus dikawal oleh HMI Cabang Pontianak,”ungkapnya.

Pada kegiatan tersebut yang di adakan oleh bidang PPD HMI Cabang Pontianak mengudang 3 narasumber yang sangat berkompeten sesuai kemampuan dan bidang mereka bicara tentang Banjir. Adapun 3 itu ada dari BMKG, BWS Kalimantan 1 Pontianak dan Akademisi/Dosen Tehnik.

Sutikno dari BMKG Pontianak mengatakan, untuk cuaca di kota Pontianak Bahwa Frekuensi terjadi Curah Hujan harian sampai >100 mm hari semakin banyak setiap tahunnya.

“Nilai curah hujan maksimum harian juga mengalami peningkatan dan water level di kota Pontianak tertinggi itu pada bulan Januari di tanggal 13 yaitu sekitar 278 cm maka masyarakat kota Pontianak harus tetap waspada terhadap terjadinya banjir bandang di kota Pontianak, bahkan dia mengatakan jangan sampai gelombang yang dari pulau Jawa lari ke kota Pontianak,”ungkapnya.

Dwi Agus Kuncoro, Ketua BWS Kalimantan 1 memaparkan, fakta Kota Pontianak itu terletak pada posisi geografis dengan ketinggian 0,8-1,5 meter di atas permukaan laut sehingga sebagian besar mudah terendam banjir pada saat musim penghujan dan pasang surut air laut, dan juga topografi pontianak terletak di delta Sungai Kapuas dengan kontur relatif datar.

“Ada beberapa faktor yang menyebabkan kota pontianak itu banjir yaitu sistem drainase yg buruk, perkembangan wilayah kota sehingga mengurangi daerah resapan air, timbunan sampah di sungai, curah hujan tinggi dan pasang surut air laut,”katanya.

Dari akademisi yang dihadiri oleh Umar sebagai dosen Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak menyampaiakan solusi dengan pertimbangan realistis dan tidak memungkinkan sebagai pertimbangan.

“Solusi yang realistis untuk kota pontianak adalah normalisasi sungai dan parit di sebagian besar wilayah pontianak, juga harus adanya ruang terbuka hijau untuk mempercepat penyerapan genangan air,
Interkoneksi saluran air di wilayah kota pontianak dengan Kubu Raya demi membagi beban drainase,”urainya.

Umar menambahkan, jangan adanya sistem bottle neck dalam saluran parit (sistem leher botol) ini dirasa membuat penyempitan dalam aliran sungai, aliran sungai atau parit agak lebar lalu semisal di buat jembatan yang lebih kecil dari ukuran lebar sungai, ini tentunya membuat sampah menumpuk di jembatan tersebut

Di harapkan dengan adanya diskusi bincang Isu Daerah ini pemerintah bisa menerima saran dan masukan dari hasil diskusi yang dilakukan oleh Partispasi pembangunan daerah PPD HMI Cabang Pontianak untuk penanganan Banjir di kota Pontianak, karena sejatinya pemerintah focus pada eksekusi atau penanganan banjir saja, untuk gagasan atau strategi nya biarkan dari mahasiswa, akademisi, dan pengamat karna mereka yang lebih tau tentang lapangan atau titik penyebab terjadinya banjir.

Sementara itu, dari HMI cabang Pontianak akan langsung melakukan audiensi kepada pemerintah terkait untuk menyerahkan hasil kajian diskusi kami, agar pemerintah segera menindaklanjuti penanganan banjir di kota Pontianak. Karena ingin maslaah di kota Pontianak satu persatu bisa terselesaikan dengan cara Kolaborasi antara pemerintah dan Mahasiswa.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan