Dunia, News  

Perebakan COVID-19 dan Kematian Lumpuhkan India

 

Seorang perempuan menerima suntikan vaksin AstraZeneca di sebuah rumah sakit di Prayagraj, India (1/5). (foto: VOA)


Suara Kalbar – Pandemi virus corona masih melumpuhkan India. Hampir 3.700 orang meninggal dunia dan lebih dari 390.0000 kasus baru dilaporkan terjadi dalam 24 jam terakhir pada hari Minggu (2/5) saja.

Meskipun demikian India masih menghintung hasil pemungutan suara dalam pemilihan umum di tingkat negara bagian, meskipun Pengadilan Tinggi Madras mengecam keras Komisi Pemilihan Umum karena tidak menghentikan pawai-pawai politik yang melanggar pembatasan terkait COVID-19. Hakim pengadilan tinggi itu, Sanjib Banarjee, menyebut komisi itu sebagai “satu-satunya pihak yang bertanggungjawab” terhadap lonjakan kasus baru.

India merupakan salah satu pabrik vaksin terbesar di dunia, yaitu Serum Institute of India. Namun menurut beberapa laporan hanya 2% dari 1,3 miliar penduduknya yang sudah divaksinasi. Negara itu telah memperluas syarat orang yang boleh divaksinasi menjadi siapa pun yang berusia 18 tahun atau lebih, tetapi banyak lokasi melaporkan mereka tidak melihat ada vaksin apapun.

Banyak orang di India menyalahkan CEO Serum Institute of India, Adar Poonawalla atas kesenjangan itu. Adar menyangkal hal itu. “Tingkat harapan dan agresi ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Adar kepada suratkabar The Sunday Times di Inggris hari Minggu.

“Saya berada di sini untuk waktu yang lama karena saya tidak ingin kembali pada situasi itu,” ujarnya.

“Semua berada di pundak saya, tetapi saya tidak dapat melakukannya seorang diri. Saya kira Tuhan pun tidak memperkirakan bahwa situasinya akan menjadi seburuk ini,” tambahnya.

Tetapi setelah kecaman keras di media sosial, miliuner berusia 40 tahun itu hari Sabtu (1/5) mencuit bahwa ia akan kembali ke India.

“Baru saja melangsungkan pertemuan dengan mitra dan pemangku kepentingan kami di Inggris. Sementara itu dengan gembira saya menyatakan bahwa produksi COVISHIELD (vaksin Oxford-AstraZeneca yang dibuat di India) berjalan penuh di Pune. Saya akan mengkaji operasinya saat saya kembali dalam beberapa hari lagi.”

Suratkabar The New York Times melaporkan pemerintah India telah menyelesaikan kajian tentang ancaman terhadap Adar Poonawalla dan The Serum Institute, dan mengumumkan bahwa CEO itu akan mendapat perlindungan polisi.

Poonawalla juga mengumumkan di Twitter bahwa sebagai “itikad kemanusiaan” maka The Serum Institute akan memangkas harga vaksinnya, yang menurutnya “akan memungkinkan lebih banyak orang divaksinasi dan menyelamatkan jiwa.” 

Sumber: VOA