SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Twitter Sebut Tidak Akan Kembalikan Akun Trump untuk Arsip Nasional

Twitter Sebut Tidak Akan Kembalikan Akun Trump untuk Arsip Nasional

Ilustrasi Twitter. [Shutterstock]

Suara Kalbar Twitter mengatakan tidak akan mengembalikan akun
mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk National Archives
atau Arsip Nasional.

National Archives and Records
Administration (NARA) telah mengerjakan pengarsipan tweet Trump dan
membuatnya tersedia untuk umum.

Twitter sebelumnya secara permanen menangguhkan akun Trump
pada Januari, dengan alasan risiko memicu kekerasan lebih lanjut
setelah insiden massa menyerbu Capitol Amerika Serikat pada 6 Januari.

Menjelaskan keputusannya, perusahaan teknologi
tersebut mengatakan telah menilai dua cuitan Trump dan memutuskan bahwa
tweet tersebut cenderung menginspirasi orang lain untuk meniru tindakan
kekerasan yang terjadi pada 6 Januari 2021.

Twitter masih bersikeras bahwa konten dari cuitan Trump tidak boleh muncul kembali di platform media sosial tersebut.

“Mengingat bahwa kami secara permanen
menangguhkan @realDonaldTrump, konten dari akun tersebut tidak akan
muncul di Twitter seperti sebelumnya atau seperti yang dilakukan akun
administrasi yang diarsipkan saat ini, terlepas dari bagaimana NARA
memutuskan untuk menampilkan datanya,” kata Trenton Kennedy, juru bicara
Twitter, dikutip dari Independent, Jumat (9/4/2021).

Akun Twitter Donald Trump Diblokir Permanen. [Antara]
Akun Twitter Donald Trump Diblokir Permanen. [Antara]

Arsip
Nasional mengatakan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk membuat konten
tersedia sebagai unduhan di situs web Perpustakaan Kepresidenan Trump,
mengonfirmasi bahwa catatan itu akan mencakup semua tweet Trump.

Twitter sebelumnya menghadapi kritik luas atas
keputusannya untuk melarang Trump, tetapi bersikeras bahwa pihaknya
tidak berencana untuk mencabut pemblokirannya.

Prancis dan Jerman bahkan menentang langkah
tersebut dan sekretaris kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan
perusahaan teknologi “mengambil keputusan editorial” yang menimbulkan
pertanyaan tentang bagaimana media sosial diatur.

Setelah pelarangan, Trump mengatakan bahwa mereka
sedang bernegosiasi dengan berbagai situs lain dan melihat kemungkinan
membangun platform sendiri dalam waktu dekat.

Sumber : Suara.com

Komentar
Bagikan:

Iklan