Beli Buah Sawit Rendah, Warga Ancam Tutup Pabrik PT Citra Mahkota

Warga petani sawit mandiri saat mendatangi pabrik Sawit milik PT Citra Mahkota.
SUARAKALBAR.CO.ID/Dea


Melawi
(Suara Kalbar) – Sejumlah perwakilan Masyarakat petani sawit Mandiri dari kecamatan Menukung dan Ella Hilir mendatangi Pabrik sawit PT Citra Mahkota (CMA) yang terletak di Desa Keruap, Menukung, Selasa (6/4/2021).

Kedatangan para petani sawit mandiri ini mempertanyakan harga beli buah sawit dari pihak pabrik perusahaan PT CMA yang terlalu murah, jika dibandingkan dengan pabrik perusahaan lain.

Hermanto  salah seorang pewarkilan petani sawit mandiri mengungkapkan bahwa warga  yang datang ini perwakilan masyarakat dari sejumlah desa wilayah perkebunan PT CMA. Seperti Desa batas nangka, landau leban, sungai sampuk, oyah, tanjung beringin, pelaik keruap, nanga keruap , Sungai mentoba, lengkong nyadom, nanga nuak, dan popai, 

“Kami minta pihak Pabrik PT Citra Mahkota beli harga buat sawit (TBS) petani dengan harga yang wajarlah,” pintanya.

Dikatakannya, sudah beberapa kali digelar pertemuan antara pihak perusahaan dengan para petani sawit mandiri membahas keluhan harga beli buah sawit yang rendah dan perbedaan harga dengan pabrik lain.

“Pertemuan terakhir tanggal 26 Maret 2021 dan dihadiri langsung pihak perusahan serta ada dari perwakilan Dinas Pangan dan perkebunan Melawi,” bebernya.

Dalam pertemuan itu, pihak Disbun Melawi ada menjabarkan terkait Pergub nomor 63 tahun 2003 pasal 11 tentang semua pabrik kelapa sawit wajib membeli TBS Pekebun sesuai harga yang ditetapkan oleh tim (merupakan harga pembelian TBS Pekebun untuk provinsi Kalbar berdasarkan tahun tanam).

“Ini sudah minggu kedua, sejak pertemuan tanggal 26 maret 2021 lalu. Karena belum ada kejelasan, jadi kami mendatangi lagi pada hari ini,” katanya.

Ia menyayangkan harga beli buah sawit di Pabrik PT CM bukan justru naik. malah semakin turun lagi menjadi 1.430 / kg (gret S), 1500 /kg ( greet B ) dan 1300 /kg (greet K). 

Bahkan, ungkapnya harga beli buah sawit petani mandiri dipabrik PT CMA bisa dikatakan terendah di Kalbar  sejak pabrik beroperasi.

“Kami minta tolong, belilah buah sawit petani dengan harga yang wajar,” pintanya.

Hal senda juga diungkapkan perwakilan petani sawit mandiri lainnya.

“Kami heran, kok di pabrik lain harga beli sawitnya tinggi. Sedangkan di Pabrik CMA jauh sangat rendah. Bahkan hingga selisih 700 rupiah untuk petani mandiri dengan pabrik lain,” beber Zainal.

Dirinya meminta dan mengingatkan kepada pihak perusahaan agar menjaga hubungan dengan Masyarakat, khususnya para petani sawit.

“sebagian besar kami ini juga merupakan pemilik lahan plasma. Kami minta keadilan,” katanya.

Zainal juga mempertanyakan, apakah pihak perusahaan masih ingin bermintra dengan petani sawit atau tidak. 

“kalau tidak ada perubahan, ya saya secara pribadi siap tidak bermitra lagi dengan pihak perusahaan. 

Dirinya juga tidak segan segan untuk mengambil kembali apa yang menjadi haknya, khususnya terkait lahan yang telah diserahkan kepada perusahaan.

Persoalan harga beli buah sawit yang terlalu rendah itu dirasakan masyarakat tentu berpengaruh besar terhadap ekonomi masyarakat.

“Jika sampai batas waktu yang telah disepakati pertemuan hari ini tidak ada respon perusahaan maka kami akan datang kembali untuk menyegel atau menutup pabrik,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan pihak perusahaan Tandra Darmawan dalam pertemuan tersebut menjelaskan bahwa team commercial sudah menyampaikan untuk harga TBS luar sesuai kemampuan beli perusahan saat ini, berdasarkan semua biaya  keseluruhan dan harga jual produk.

“pertemuan kita pada hari tentu akan kita sampaikan ke managemen pusat,” jelasnya.

Penulis : Dea Kusumah Wardhana