Ketua DK OJK Ungkap Tantangan Industri Keuangan Syariah RI
![]() |
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Wimboh Santoso. (Antara Foto) |
Suara Kalbar – Pangsa pasar (market share) perbankan syariah
di Indonesia dinilai masih kecil bila dibandingkan dengan negara
mayoritas muslim lainnya. Saat ini pangsa pasar perbankan syariah
Indonesia baru sekitar 9,9 persen.
Inilah yang membuat ekonomi dan keuangan syariah di tanah air tidak begitu berkembang.
“Bahkan kita bercita-cita pada tahun 2000-an
begitu kita me-role out perbankan syariah ini kita bercita-cita 20
persen (market share) tapi rupanya perjalanan waktu sulit sekali,” kata
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam sebuah webinar bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Perbankan Syariah, Pasca Merger Bank Syariah BUMN” Rabu (10/2/2021).
Tak hanya itu kata Wimboh, sejumlah bank syariah
yang ada di Indonesia juga memiliki keterbatasan modal, dimana dia
menyebut 6 bank syariah memiliki modal inti kurang dari Rp 2 triliun
dari total 14 bank umum syariah.
Begitu juga dengan literasi keuangan syariah yang masih sangat rendah dibandingkan dengan yang konvensional.
“Literasi bank syariah kita hanya 8,93 persen
dibandingkan dengan nasional yang 38,03 persen, begitu juga dengan
inklusi keuangan syariah yang baru mencapai 9,1 persen dibandingkan
dengan konvensional yang telah mencapai 76,19 persen,” paparnya.
Permasalahan lain kata dia juga terkait dengan terbatasnya sumber daya manusia (SDM) di industri keuangan syariah.
“Terbatas kita bisa mendidik meng-hire orang-orang yang mempuni dalam bidang ini,” ucapnya.
Imbasnya kata dia competitiveness produk dan layanan keuangam syariah tertinggal jauh, akibat tidak adanya SDM yang berkualitas.
Terakhir kata Wimboh yang menjadi tantangan
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia adalah rendahnya
research and development.
Sumber : Suara.com
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now