News  

Sore Ini, Masyarakat Tionghoa Mempawah Gelar Sembahyang Rampas

Sesajen dan wangkang di Kelenteng Tri Dharma Mempawah yang menjadi simbol ritual Sembahyang Rampas

Mempawah (Suara Kalbar) – Setiap tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek 2571 atau hari ini, Rabu (2/9/2020), masyarakat Tionghoa Mempawah menggelar Sembahyang Rampas atau Chiong Si Ku yang dipusatkan di Kelenteng Yayasan Tri Dharma Mempawah.

Ketua Yayasan Tri Dharma Mempawah, Lim Hang Kim atau disapa pak Amak, mengatakan, sembahyang rampas merupakan puncak dari ritual sembahyang kubur yang dilaksanakan tiap tahun oleh masyarakat Tionghoa secara turun temurun.

Bahkan sejak 400 tahun lalu, tambah Pak Amak, masyarakat Tionghoa Mempawah menggelar sembahyang rampas sebagai sarana ritual untuk memanggil dan mengantar arwah kembali ke nirwana.

Untuk tahun ini, prosesi sembahyang rampas di Kelenteng Tri Dharma Mempawah dipimpin oleh Hie Khin Min yang merupakan ketua tahunan atau chung li.

“Sembahyang rampas ini dilaksanakan semua masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat, termasuk di Mempawah. Dan tadi pagi di Kelenteng Tri Dharma ini, para arwah telah dipanggil dengan ritual khusus oleh seorang singsang,” kata Pak Amak lagi.

Sebelum sembahyang rampas digelar, masyarakat Tionghoa memberikan sumbangan secara sukarela berupa makanan, buah-buah, minuman dan untuk pembangunan wangkang yang nantinya akan dibakar.

Wangkang adalah replika kapal laut dan pesawat terbang yang dibuat dari kertas dan kayu dan nantinya dibakar sebagai simbol mengantar arwah.

“Prosesi mengantar arwah ini dilakukan sekitar pukul 18.00 WIB sore ini. Diawali sembahyang rampas, baru dilakukan pembakaran wangkang. Dengan demikian, arwah akan pulang dengan tenang ke nirwana,” ujarnya lagi.

Dalam sembahyang rampas, seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang agama maupun suku boleh ikut serta. Setelah singsang gelar sembahyang mengantar arwah, akan ada aba-aba khusus sehingga masyarakat boleh merebut semua sesajen yang tersedia.

Penulis : Dian Sastra