SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Pendaki Ungkap Keanehan di Gunung Lawu: Suara Napas hingga Suara Delman

Pendaki Ungkap Keanehan di Gunung Lawu: Suara Napas hingga Suara Delman

Ilustrasi Gunung Lawu. [Antara]

Suara Kalbar – Sudah menjadi rahasia umum, Gunung Lawu di kawasan perbatasan antara Karanganyar, Jawa Tengah dengan Magetan, Jawa Timur terkenal sakral sekaligus angker.

Melansir Solopos–jaringan Suara.com, Sabtu (11/7/2020), salah satu komika yang gemar naik gunung, Dzawin Nur, pernah membagikan kisah misterinya di gunung tersebut

Dalam video yang diunggah 9 Oktober
2018 lalu, Dzawin menyuguhkan cerita soal perjalanannya bersama satu
teman saat mendaki Gunung Lawu.

Berikut keganjilan yang ia alami selama mendaki Gunung Lawu seperti diceritakan di video kanal Youtube miliknya Dzawin Nur:

1. Merasa Keberatan

Saat di pos ketiga menuju ke pos
keempat, teman Dzawin merasakan beban yang berat ketika berjalan. Hal
itu ditunjukkan saat Si Tokek—panggilan akrab temannya—berhenti saat
baru berjalan lima dan beristirahat berkali-kali.

“Pas lagi di jalan itu si Tokek,
temen gua, itu dia berhenti terus. Baru jalan lima langkah, enam langkah
itu langsung berhenti, enggak sampai duduk tapi berhenti istirahat
kayak rukuk gitu,” terang Dzawin.

Dzawin sempat menukarkan tas temannya
tersebut dengan tas yang ia bawa. Namun ternyata yang berat bukan
karena tasnya. Ia merasakan hal yang tidak beres terjadi pada temannya.

2. Ada Suara Napas

Kisah misteri di Gunung Lawu belum
berhenti. Saat melanjutkan perjalanan menuju pos empat, Dzawin dan
temannya terkagetkan dengan suara napas yang jelas terdengar di telinga.
Dengan sekejap keduanya berhenti.

“Tiba-tiba di tengah jalan itu ada
suara begini ‘Hhrrrr’ kayak napas, gua kaget kan. kita berdua tiba-tiba
berhenti,” kata Dzawin.

3. Perubahan Suhu Dingin Secara Tiba-tiba

Saat membangun tenda di pos keempat
semua aman pada awalnya. Suhu di luar tenda 12 derajat celsius, dan di
dalam tenda 16 derajat – 15 derajat celsius.

Namun keanehan yang terjadi saat
Dzawin dan temannya tidak merasakan kedinginan. Dalam suhu tersebut,
menurut Dzawin, jika memakai celana pendek dan baju berbahan flanel
jelas sangat terasa dinginnya.

“Sampai akhirnya gua sadar, di luar
itu suhunya 12 derajat celsius, di dalam tenda itu gua cek jam gua 16
derajat – 15 derajat celcius. Di suhu 15 derajat celsius seharusnya gua
pake jaket, gua tahu fisik gua. Tapi di saat itu gua pakai celana pendek
dan pakai flanel biasa,” kata Dzawin.

Ia sempat memamerkan kepada temannya
bahwa tenda mahal tidak membuat dingin orang di dalamnya. Hingga tiba
saatnya ia menyeletuk sebuah becandaan dan saat itu juga ia bersama
temannya langsung merasakan suhu dingin yaitu suhu normal pada saat itu.

“Gua bercanda di situ, gobloknya gua
becanda kasih tau kayak gini kek, ini kita 16 derajat celsius tapi kita
kerasanya anget apa jangan-jangan… Ah gua ingin bercanda ngaco tapi
enggak enak,” kata Dzawin.

4. Mendengar Suara Delman

Kejadian aneh yang dialami tidak
berhenti di situ. Selanjutnya ia mendengar suara orang yang sedang
menembang dan mendengar suara delman.

Hal yang diingat pertama oleh Dzawin
yaitu mitos di Gunung Lawu tidak boleh memakai pakaian berwarna hijau,
sedangkan atasan yang ia pakai dan tendanya berwarna hijau.

“Tiba-tiba dari sebelah kanan tenda
ada suara na..naa.. wahduh takut juga ini, itu jelas banget kita berdua
diam. Dari sebuah kiri tenda agak sebelah depanan itu ada suara kayak
delman, kereta delman, ‘kicik..kicik..kicik…’ terus kita diam. Gua
langsung ingat mitosnya itu di Lawu tidak boleh pakai pakaian hijau,
flanel gua warna hijau, tenda gua warna hijau,” jelasnya.

5. Ada Yang Mengelilingi Tenda

Tak cukup dengan mendengar
suara-suara aneh. Selanjutnya Dzawin merasa ada yang mengelilingi tenda
dan kemudian tersandung di salah satu tali tendanya. Pada titik itu Ia
sudah pasti merasa diteror.

“Habis dari itu tenda itu kayak ada
yang mengelilingin satu orang, dikelilingin. Tiba-tiba tali tenda ada
yang nyandung nggeset gitu… Itu makin diteror boy,” katanya.

6. Banyak yang Semedi

Banyak orang datang ke Gunung Lawu
yang penuh dengan kisah misteri itu untuk melakukan semedi di puncaknya.
Pada saat itu, malam Selasa dengan dihiasi bulan purnama penuh.

Ada yang beranggapan
gangguan-gangguan yang dialami bukan bermaksud untuk mengganggu, namun
merupakan keramahan penunggu dengan ucapan selamat datang.

“Di puncak banyak orang untuk semedi.
Itu semuanya orang-orang yang datang untuk semedi dan malam Selasa itu
adalah malam yang bulan purnama full. Jadi ada yang bilang yang malam
itu datang sebenarnya bukan mengganggu tapi mengucapkan ucapan selamat
datang. Keramahan penunggu situ,” ungkapnya.

Meskipun dianggap mistis Dzawin
menganggap bahwa Gunung Lawu merupakan gunung yang cukup spesial, karena
ia pernah dua kali ke gunung tersebut, namun gagal tidak sampai puncak.

Pada kesempatan yang ketiga hampir
juga gagal. Saat perjalanan menuju base camp gunung lawu mobilnya
mengalami kecelakaan, di tabrak dari belakang oleh sebuah bus.

“Buatku Gunung Lawu ini adalah gunung
yang cukup spesial buat gue pribadi, karena gue udah tiga kali kesana.
Yang dua awal itu gagal, danan yang ketiga hampir gagal. Yang pertama
gue gagal karena ada temen gue yang cidera, di perjalanan yang kedua
gagal karena gue yang cidera, di perjalanan ke 3 hampir aja gagal juga
karena mobil gue yang cidera,” terangnya.

Meski banyak kisah misteri yang
dialami selama mendaki Gunung Lawu, Dzawin masih ingin untuk mendaki ke
gunung itu lagi. “Gunung Lawu ini buat gua adalah gunung yang gokil lah,
gua pengen lagi ke sana,” ungkapnya.

Sumber : Suara.com

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan