SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Pemkab Sekadau Targetkan Swasembada Jagung

Pemkab Sekadau Targetkan Swasembada Jagung

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sekadau, Sandae.[suarakalbar/Tambong]

Sekadau (Suara Kalbar)- Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian
dan Perikanan Kabupaten Sekadau terus gencar melakukan berbagai program untuk
meningkatkan hasil pertanian.

Program ini dalam rangka peningkatan produktivitas hasil
pertanian dan ketahanan pangan di Kabupaten Sekadau terutama dibidang pertanian
jagung.

Kepala Dinas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Sekadau, Sandae mengatakan target swasembada beras sudah sukses
dilakukan dan tahun ini surflus. Untuk itu, Dinas selanjutkan mengalihkan
target ke produksi Jagung.

“Tahun ini ketersediaan pangan kita yaitu beras surflus
satu tahun 11 hari, jadi sekarang kita arahkan target swasembada selanjutnya ke
jagung,” ujar Sandae, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan
Perikanan Kabupaten Sekadau kepada suarakalbar.co.id, jumat (4/10).

Sandae mengatakan akan segera melakukan langkah-langkah
strategis untuk mencapai tujuan itu dengan cara menyalurkan bibit dan berupaya
menggandeng investor agar pemasaran hasil pertanian jagung bisa maksimal.

Ini dilakukan agar para petani bergairah untuk menanam
jagung karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup menjanjikan.

“Tahun ini ada bantuan sebanyak 5.000 hektar untuk
jagung yang tersebar di beberapa titik di 7 kecamatan dan sekarang sedang di
garap oleh para petani,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan permasalahan yang ada dilapangan
berkaitan dengan pemasaran hasil ketika sudah memasuki musim panen, maka ia
berharap dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan para investor yang mau
menjadi penampung hasil pertanian jagung ini agar para petani tidak kebingungan
untuk menjual hasil panennya.

Tujuan target swasembada jagung ini juga berkaitan dengan
upaya untuk menekan masyarakat agar beralih ke profesi pertanian yang
sebenarnya lebih menjanjikan daripada menanam sawit.

“Ia mencontohkan di Sulawesi, sawit yang sudah 3
periode tanam lahannya jadi berpasir, artinya sudah tidak produktif lagi. Maka
lebih bagus lahan yang ada diolah dan dijadikan lahan pertanian,” ucap
sandae.

Penulis : Tambong Sudiyono

Editor : Diko Eno

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan