Karhutla Guncang Kalbar, Kapolda Kalbar : Anak Anak Terdampak ISPA
![]() |
| Kapolda Kalbar, Irjend Pol. Didi Haryono.(ist) |
Pontianak( Suara Kalbar) – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalbar menjadi
perhatian serius bagi semua elemen masyarakat. Kapolda Kalbar, Irjend Pol. Didi
Haryono Mengungkapkan berdasarkan data yang diperoleh seluas 2,6 juta hectare lahan
dan sekitar 504.000 masyarakat terutama anak anak terdampak ISPA.
Dia katakan, selain menimbulkan dampak pada masyarakat, juga
terganggunya aktifitas ekonomi hingga hilangnya keragaman hayati.
“Itu data menyebutkan seluas 2,6 juta hektare lahan dan sekitar 504.000
orang terutama anak-anak terdampak ISPA.
Di samping itu hilangnya keragaman hayati, terganggunya aktifitas
ekonomi karena terjadinya pembatalan
penerbangan baik internasional maupun domestik dimana terjadi hampir di
sebagian pulau besar Indonesia khususnya Sumatera, Jawa dan Kalimantan,”
katanya saat menyampaikan Rakor Penguatan Pengedalian dan Penanggulangan
Karhutla pada Lahan Gambut di Hotel Kapuas Palace, Jalan Budi Karya, Pontianak,
Kalimantan Barat, Kamis (26/9).
Kurang lebih Rp220 triliun kerugian ekonomi Indonesia akibat Karhutla.
Sebab, pada saat itu Provinsi Kalbar merupakan salah satu dari enam Provinsi
penyumbang asap terbesar di Indonesia.
“Beberapa penekanan Pak Presiden antara lain bahwa kejadian Karhutla
pada tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya jangan sampai terulang kembali.
Jumlah hotspot harus turun tiap tahunnya, lakukan pencegahan jangan sampai api
besar baru bingung dipadamkan,” ujar Jendral berbintang dua itu.
Provinsi Kalimantan Barat memiliki kondisi geografis yang memiliki
bentangan 1 1/6 pulau jawa dengan luas wilayah 146.807,90 kilometer persegi
meliputi luas daratan 110.000 kilometer persegi
atau setara 74,93 persen terdapat
lahan perkebunan dan pertanian, dan juga hamparan lahan gambut yang cukup luas
di setiap wilayah Kalimantan Barat.
“Potensi geografis yang luas ini menjadikan sebuah potensi bagi oknum
yang tidak bertanggung jawab untuk membuka lahan dengan cara membakar,” ungkapnya.
Sebaran hotspot di Kalbar berdasarkan pengolahan data lapan oleh BMKG,
menyebutkan hotspot sepanjang bulan agustus 2019 terdapat sejumlah 7.655 titik
di Kalbar. Yang di mana hotspot terbanyak terdapat di Kabupaten Ketapang yaitu
sejumlah 2.126 titik dan Kabupaten Sanggau sejumlah 1440 titik. Sedangkan dari tanggal 1 September sampai
dengan 23 September 2019 di Kalimantan
Barat terdapat sebanyak 1.5767 hotspot. Kabupaten Ketapang menjadi penyumbang
terbesar dengan 8652 titik.
“Pada 24 September 2019 sampai
dengan 25 september 2019 kita bersyukur karena hampir di seluruh wilayah
kalimantan turun hujan sehingga data menyebutkan hotspot di kalimantan
berkurang secara signifikan menjadi hanya 34 titik api,” ucap Didi.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji SH M.Hum,
menjelaskan Provinsi ini luasnya sekitar 110.000 kilometer persegi dan mencakup
kawasan hutan serta lahan perkebunan yang rentan mengalami kebakaran pada musim
kemarau.
“Memiliki lahan perkebunan dan pertanian, dan Kalbar juga memiliki
hamparan lahan gambut yang cukup luas sehingga sangat rawan terbakar apabila
memasuki musim kering atau kemarau,” katanya.
Penulis : Hms
Editor : Diko Eno
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





