Satgas Pamtas lakukan pembinaan masyarakat di perbatasan
![]() |
Satgas Pamtas (ist) |
Perbatasan (Suara Kalbar) – Komandan Satgas Pamtas, Letnal Kolonel Infantri, Jadi, dari Yonif 511/DY mengatakan, pihaknya selain melakukan pengamanan di kawasan perbatasan Indonesia (Kalbar)-Malaysia, juga melakukan pembinaan terhadap masyarakat yang ada di perbatasan, Kalimantan Barat.
“Tugas kami di sini selama sembilan bulan selain menjaga kedaulatan NKRI, juga melakukan pembinaan terhadap masyarakat yang ada di wilayah perbatasan,” kata Jadi saat di hubungi di Sanggau, Minggu.
Ia mengatakan tugas tersebut sesuai perintah Pangdam XII/TPR, Mayjen TNI Ahmad Supriyadi sebagai Pangkoops dan perintah Danrem 121/ABW, Kolonel Inf Bambang Trisnohadi sebagai Dankoops.
“Dalam melakukan tugas pokok pengamanan wilayah perbatasan, pasukannya secara rutin melakukan patroli pengamanan patok-patok di wilayah perbatasan antara Indonesia-Malaysia,” katanya.
Menurutnya, wilayah tugas yang diemban Yonif 511/DY, yaitu pada garis perbatasan sepanjang 357 kilometer, mulai dari Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau hingga Tanjung Dato, Kabupaten Sambas.
Selain itu, pihaknya juga diminta untuk menyentuh langsung kehidupan masyarakat dengan cara memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan yang ada.
“Di wilayah tempat tugas, kami juga tidak hanya tinggal diam, namun 450 pasukan kami di 29 pos selalu berbaur dengan masyarakat. Selain itu kegiatan bakti sosial juga kami lakukan seperti sunatan massal, pengobatan dan lain sebagainya,” ujarnya.
Menurut dia, Pos Yonif 511/DY dari SSK II yang paling dekat dengan wilayah Malaysia yang jaraknya sekitar 15 menit dengan negara tetangga, Malaysia.
Sementara itu, Komandan Pos Gun Tembawang Letda (Inf) Gatot Primadasa mengatakan selama bertugas ia dan pasukannya telah menghadapi berbagai hal baik suka maupun duka.
“Suka yang kami dapatkan selama bertugas yaitu terjalinnya kedekatan kami dengan masyarakat di sini, seperti melakukan gotong royong dalam membangun jalan dan jembatan,” katanya.
Sedangkan duka atau kesulitan yang harus dihadapi kata Gatot, yaitu sulit berfungsinya alat telekomunikasi karena lemahnya sinyal dan kondisi jalan yang terjal dan licin sehingga menyulitkan untuk memasukkan logistik untuk personelnya.
“Sehingga kami harus berjalan ke Desa Gun Tembawang hanya untuk mendapatkan sinyal dan membeli makanan. Sedangkan untuk patroli 87 patok yang ada kesulitan kami karena medan yang berat dan cuaca hujan, namun semua rintangan itu tetap kami jalankan dengan penuh tanggungjawab dan semangat,” katanya.
Ia menambahkan, guna menghilangkan kejenuhan ia dan pasukannya bercocok tanam, seperti menanam ubi dan berbagai sayur untuk keperluan sehari-hari. (ant)
Editor: Kundori
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now