Penjual Ayam Bakar yang Laris Manis di Mempawah Ini Ternyata Seorang Babinsa
Mempawah (Suara Kalbar) – Di depan Asrama Soeharto, Jalan Daeng Menambon, Desa Kuala Secapah, Kecamatan Mempawah Hilir, pasangan suami istri tampak sibuk melayani pembeli, Senin (4/4/2022) siang.
Keduanya telah lama berjualan ayam bakar. Dan di bulan ramadan ini, pembeli yang datang pun bertambah ramai.
Sebab ayam bakar memang menjadi salah satu sajian favorit masyarakat untuk berbuka puasa.
Sang penjual yang ramah itu adalah Serda Ali Mustaqim, seorang prajurit TNI AD yang bertugas sebagai Babinsa Kuala Secapah, Kecamatan Mempawah Hilir.
“Alhamdulillah, di bulan ramadan pembeli yang datang bertambah ramai. Rezeki ramadan, jadi lumayan lah untuk menambah pendapatan keluarga,” ujar Ali Mustaqim didampingi sang istri, Sri Ningsih.
Menurutnya, bisnis ayam bakar mulai digeluti sejak 2014 lalu. Ketika itu, ia masih berjualan di depan rumah dinas Babinsa Pasir Wan Salim, Kecamatan Mempawah Timur.
“Namun kemudian pada tahun 2015 saya pindah ke sini (Asrama Kodim “Soeharto” Jalan Daeng Menambon), dan tetap berjualan hingga sekarang,” katanya.
Di hari normal, tambah Ali Mustaqim, biasanya ia bisa menjual 10 ekor ayam bakar. Namun pada ramadan, jumlahnya membludak menjadi 45-50 ekor.
“Ayam bakar yang saya jual kali ini cukup besar ukurannya. Jadi harganya mulai dari Rp 60 ribu – Rp 65 ribu,” papar dia lagi.
Kisahnya berjualan ayam bakar ternyata atas saran seorang teman.
Berawal dari niat ingin meningkatkan perekonomian keluarga, pada suatu hari Ali Mustaqim bertemu sang teman yang mengajarinya teknik meracik bumbu dan memanggang ayam bakar.
“Dari teman ini lah saya belajar banyak, sehingga bisa meracik bumbu dan cara memanggang yang benar. Kemudian akhirnya memberanikan diri untuk coba berjualan,” katanya.
Pertama-tama ia membuat sarana untuk memanggang ayam. Yakni menggunakan drum seng yang dibelah dua.
Selanjutnya, ia membuat sendiri penjepit ayam menggunakan bahan stainless steel dengan bantuan tukang las.
Penjepit ayam pada panggangan itu cukup unik. Mirip seperti garpu, namun berukuran lebih besar dan panjang.
“Penjepit ayam bakar ini tidak ada dijual di pasaran, saya buat sendiri. Bahkan ada pembeli dari Pontianak yang bertanya dimana saya beli penjepit ini,” ungkap Ali Mustaqim seraya tersenyum.
Setelah menyediakan sarana pembakaran, ia mulai membumbui ayam yang telah dibelah dua dengan racikan rempah-rempah khas.
“Perendaman ayam dengan bumbu rempah ini membutuhkan waktu sekitar dua jam. Sementara pembakaran perlu waktu 45 menit agar matangnya sempurna, bumbu meresap dan dagingnya semakin empuk,” jelasnya.
Meski telah cukup lama berjualan, Serda Ali Mustaqim mengaku tetap bisa fokus menjalankan tugas utama sebagai Babinsa Kuala Secapah.
“Jika sedang piket maupun kegiatan masyarakat lainnya, maka istri dan anak laki-laki saya yang mengambil alih dagangan. Insya Allah, tugas Babinsa dan berjualan ayam bakar tetap seiring sejalan,” katanya lagi.
Karena itu, ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Mempawah dan para pelanggan yang selama ini telah datang membeli ayam bakar dagangannya.
“Semoga kualitas ayam bakar dan pelayanan yang saya berikan tidak mengecewakan,” ujar Serda Ali Mustaqim.
Sementara itu, Ustaz Syahruddin, mengaku dirinya dan keluarga telah lama menjadi pelanggan tetap ayam bakar Pak Babinsa Ali Mustaqim.
“Saya dan keluarga selalu membeli ayam bakar di sini. Bumbunya pas, daging ayamnya matang sempurna dan pelayanannya ramah,” ungkapnya.
Bahkan, tambah Ustadz Syahruddin, ibunya merasa sangat cocok dengan bumbu ayam Pak Babinsa sehingga tidak pernah mencoba membeli ke ayam bakar lain.
“Pokoknya joss! Saya dan keluarga telah lama jadi pelanggan tetap Pak Babinsa Ali Mustaqim,” tutupnya seraya tertawa.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now