Sosok Hebat di Balik Siswi Penyandang Disabilitas SMAN 1 Mempawah
Mempawah (Suara Kalbar) – Perjuangan Emilia Safira untuk menuntut ilmu di SMAN 1 Mempawah Hilir patut menjadi kisah inspirasi banyak orang.
Meski ia menyandang disabilitas, ia tak minder bergaul dengan rekan-rekan sesama pelajar.
Emilia Safira adalah pelajar Kelas XI IPS, yang beralamat di Desa Sengkubang.
Sejak pagi pukul 06.30 WIB, ia sudah dibonceng seorang sosok hebat, yakni ayahnya sendiri, Syaparyansyah, menggunakan sepeda motor.
Jarak tempuh dari rumahnya di Desa Sengkubang ke SMAN 1 Mempawah Hilir tak kurang dari 15-20 kilometer.
Sebelum naik sepeda motor, Emilia dengan penuh kasih sayang digendong sang ayah. Kemudian, ia didudukkan di jok belakang. Dengan kecepatan pelan, keduanya berangkat menuju ke sekolah.
Sesampainya di SMAN 1 Mempawah Hilir, biasanya membutuhkan waktu 20-25 menit. Ia kembali digendong menuju kursi roda miliknya yang memang disimpan di ruang bawah sekolah.
Lalu kursi roda didorong naik ke lantai III bangunan SMAN 1. Dan Emilia beruntung, karena sekolah tertua di Kabupaten Mempawah itu ramah penyandang disabilitas.
Ketika proses belajar mengajar, sang ayah tidak langsung pulang ke rumah. Ia menunggu di luar hingga waktu belajar berakhir.
Saat pulang itu, aktivitas rutin kembali dilakukan Syaparyansah. Yakni, mendorong kursi roda Emilia dari lantai III menuju ke lantai bawah.
Yang luar biasa, demi mengantar dan menjemput sang anak sekolah, Syaparyansah rela tak melaut untuk mencari nafkah.
Kepada SUARAKALBAR.CO.ID, Syaparyansah, mengatakan, apapun akan ia lakukan demi mewujudkan tekad sang anak yang ingin bersekolah di SMAN 1 Mempawah Hilir.
“Dulu saya bekerja sebagai nelayan. Tapi sejak Emilia masuk SMA, saya tak lagi melaut. Saya fokus untuk mengantar, menunggu dan menjemputnya di sekolah. Saya ikhlas demi dia (Emilia),” ujar dia.
Setelah tak lagi melaut, Syaparyansah mengaku bekerja serabutan demi menghidupi sang istri dan anak. Sebab ia percaya Allah SWT pasti akan memberikan rezeki halal dengan cara yang lain.
Emilia adalah putri satu-satunya Syaparyansah. Saat mengandung Emilia di usia kehamilan 6,5 bulan, tambah dia, sang istri tiba-tiba mengalami kejang-kejang.
Sehingga akhirnya, Emilia dilahirkan prematur di usia 6,5 bulan dan itu berdampak besar dalam tumbuhkembangnya.
“Karenanya, anak saya termasuk menyandang disabilitas karena tak bisa berjalan seperti anak-anak lainnya,” ujar Syaparyansah lagi.
Namun meski demikian, ia bangga memiliki anak seperti Emilia. Dengan segala keterbatasan, Emilia tetap semangat untuk bersekolah, sehingga akhirnya diperbolehkan mendaftar di SMA Negeri 1 Mempawah Hilir.
Di awal-awal masuk sekolah, gedung baru SMAN 1 belum tuntas dikerjakan. Jadi belum ada fasilitas untuk ramah penyandang disabilitas.
“Karenanya, di tahun pertama bersekolah, untuk naik ke lantai III, Emilia selalu saya gendong,” ungkapnya.
Baru di tahun kedua, gedung SMAN 1 telah selesai dikerjakan. Dan sejak Januari 2022 lalu, kursi roda sudah bisa didorong hingga ke lantai III tanpa perlu lagi menggendong Emilia.
“Untuk itu, saya benar-benar berterima kasih kepada Kepala Sekolah, Komite dan Dewan Guru SMAN 1 Mempawah Hilir yang telah memberikan kesempatan bagi Emilia untuk mendapatkan pendidikan di sekolah terbaik,” katanya.
Sosok Hebat Berpangkat Komisaris Polisi
Sosok hebat kedua dalam upaya Emilia untuk mendapatkan pendidikan di SMAN 1 Mempawah Hilir adalah Komisaris Polisi (Kompol) Jovan R Sumual.
Ketika Jovan R Sumual menjabat sebagai Wakapolres Mempawah, Emilia menjadi salah satu “anak emas” sang perwira.
“Saya benar-benar tak menyangka Pak Kompol Jovan tiba-tiba datang ke rumah saya untuk menyerahkan bantuan kursi roda. Ia seperti “dewa penolong” bagi keluarga kami,” ujarnya.
Tak hanya kursi roda, Jovan R Sumual bersama Komunitas Satu Periok Mempawah juga sering menyerahkan berbagai bantuan untuk memotivasi Emilia agar tetap semangat belajar demi meraih masa depan.
“Saya sampai menangis begitu Pak Kompol Jovan dan Komunitas Satu Periok sering datang memberikan bantuan. Bahkan dengan perjuangan beliau (Jovan), Emilia bisa belajar di SMAN 1 Mempawah Hilir,” beber Syaparyansah.
Setiap minggu, tambahnya, Jovan juga sering menelepon dan menanyakan kabar Emilia, serta selanjutnya mengirim bantuan.
Saat Emilia menderita rabun jauh atau mata minus, lagi-lagi Kompol Jovan R Sumual membelikan kacamata agar ia tak terkendala belajar di sekolah.
“Dan ketika tak lagi menjabat sebagai Wakapolres Mempawah, Pak Jovan masih sering menghubungi kami dan menanyakan kabar Emilia. Bantuan dari beliau hingga kini tak pernah putus. Kami sekeluarga benar-benar bersyukur,” ungkap Syaparyansah.
Dan yang buat terharu, saat Jovan R Sumual mendengar Emilia perlu kursi roda satu lagi untuk disimpan di sekolah, langsung dipenuhi sang perwira berhati mulia itu.
“Tiba-tiba datang lagi satu kursi roda untuk disimpan di sekolah. Sampai sekarang, kedua kursi roda itu kami rawat baik-baik. Beliau benar-benar orang hebat. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa selalu melindungi Pak Jovan dan keluarga,” ujarnya mendoakan.
Rasa terima kasih juga disampaikan Syaparyansah kepada Komunitas Satu Periok Mempawah yang juga selalu menunjukkan kepedulian terhadap Emilia.
Raih Nilai Cukup Baik
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Mempawah Hilir, Musa Alamsyah, didampingi Wali Kelas XI IPS, Syawalliansa, membenarkan bahwa Emilia Safira adalah salah seorang murid di sekolahnya.
Menurut keduanya, meski menyandang disabilitas, Emilia tetap diperlakukan sama dengan siswa-siswi lainnya.
“Dan yang luar biasa, Emilia sejak awal di sekolah ternyata bisa dengan cepat menyesuaikan diri. Tekadnya untuk menuntut ilmu membuat kami kagum,” ujar Musa.
Syawalliansa menambahkan, dari sisi akademis, nilai yang diraih Emilia di tiap mata pelajaran termasuk di atas rata-rata.
“Ia sangat rajin dan sungguh-sungguh dalam belajar. Karena itu lah, nilainya selalu baik dan itu cukup membanggakan kami,” jelasnya.
Syawalliansa juga menyebut, hadirnya Emilia di Kelas XI IPS juga dapat diterima rekan-rekannya. Bahkan, banyak di antaranya teman siswi yang bersedia untuk mengantar Emilia untuk ke toilet.
“Hadirnya Emilia juga menumbuhkan empati sekaligus menjadi sarana membentuk karakter kepedulian pada siswa dan siswi di SMAN 1 Mempawah Hilir,” pungkas dia.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





