Nikmatnya Iga Sapi Bakar di Pondok Terapung Haji Boy Mempawah

Mempawah (Suara Kalbar) – Suasana nyaman Pondok Terapung Haji Boy membuat saya makan dengan lahap sambil menikmati gemericik air sungai Mempawah yang mengalir pelan.

Pondok Terapung Haji Boy beralamat di Jalan Gusti M. Taufik, Kelurahan Terusan, Kecamatan Mempawah Hilir.

Didirikan sejak 12 Agustus 2020, pondok makan ini semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu sentra wisata kuliner yang layak dikunjungi.

Sesuai dengan motto-nya “Terapung dan Murah”, Pondok Terapung Haji Boy berbentuk bangunan yang mengapung di atas Sungai Mempawah, dan menawarkan banyak menu yang bisa dipesan sesuai selera pengunjung.

Saya hitung, setidaknya ada 40 menu makanan dan minuman. Mulai dari asam pedas dan goreng ikan sungai, ikan laut, udang galah, dan masih banyak lagi. Harganya, tentu terjangkau dompet semua kalangan.

Dari sekian banyak menu itu, yang menjadi favorit saya adalah iga sapi bakar, udang galah goreng dan sayur pakis.

Harga pesanan saya itu pun benar-benar murah, pelayanan cepat, dan waiter yang melayani bekerja dengan ramah.

Sekitar 10 menit saya menunggu pesanan tiba di meja. Maklum, pengunjung cukup ramai siang tadi, Minggu (13/2/2022) siang.

Iga bakar ini cukup istimewa. Dagingnya empuk. Rasanya, sulit saya berhenti makan sebelum sampai pada butir nasi terakhir di piring.

Udang galah gorengnya juga renyah, segar, dengan aroma yang khas. Ditambah lagi sayur pakis yang lembut. Benar-benar menu makan saya hari ini terasa istimewa.

Wujud Cinta Sungai Mempawah

Haji Boy terlihat sibuk menyambut dan mengantar tamu yang datang silih berganti, saat saya temui di pintu masuk pondok terapung.

Sikapnya tak dibuat-buat. Semua orang tahu ia memang ramah, rendah hati dan dermawan. Haji Boy juga merupakan Ketua Masjid Syuhada Mempawah yang terkenal dengan Program Sedekah Berkah-nya.

Pengusaha bernama lengkap Haji Zulkarnain ini mengatakan, dirinya benar-benar bersyukur karena usaha kuliner di pondok terapung terus kedatangan banyak pengunjung.

“Sekitar 60-70 persen pengunjung adalah wisatawan yang melintasi Kota Mempawah. Mulai dari Pontianak, Singkawang, Sambas, Landak, Sanggau dan masih banyak kota lainnya,” ujar dia penuh syukur.

Haji Boy mengaku, usaha pondok terapung ini telah memberikan makna yang luar biasa dalam kehidupannya dan keluarga.

“Saya dulu banyak membuka usaha, mulai dari berjualan ikan, sembako, rokok dan lain sebagainya. Tapi dulu, untung dan rugi saya nikmati sendiri,” ujarnya.

Tapi sekarang, dengan adanya pondok terapung membuatnya justru bisa membuka lapangan kerja dan memperkerjakan banyak orang.

Jadi, lanjut dia, keuntungan usaha yang diraih dari pondok terapung bisa membantu penghidupan masyarakat sekitar, termasuk menyokong usaha ikan keramba di Sungai Mempawah.

“Alhamdulillah, hingga hari ini saya punya 17 karyawan dan karyawati. Ada rasa syukur tak terhingga karena bisa membuka lapangan kerja, membantu pemerintah membayar pajak, hingga menghidupkan sektor ekonomi,” ujarnya.

Pondok Terapung Haji Boy didirikan memang untuk menjadi tujuan wisata kuliner Kota Mempawah, terlebih akan segera beroperasi Proyek Strategis Nasional Terminal Kijing di Sungai Kunyit.

“Dan yang menjadi tujuan utama saya adalah, bagaimana memanfaatkan keberadaan Sungai Mempawah sehingga menjadi peluang usaha. Jadi, berdirinya pondok terapung adalah wujud rasa cinta saya kepada Sungai Mempawah,” tukas dia.

Untuk mengatasi minimnya lahan parkir, lagi-lagi ia mendapat sokongan dari para tetangga sekitar tempat usahanya. Mereka menyediakan halaman rumah menjadi tempat parkir yang luas, nyaman dan aman.

“Persoalan lahan parkir sudah tak menjadi masalah. Ini semua atas dukungan para tetangga. Sekali lagi, saya benar-benar bersyukur,” katanya.

Pondok Terapung Haji Boy mulai buka pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 21.00 WIB setiap hari. Namun khusus hari Kamis atau malam Jumat, tutup jam 17.00 WIB.

“Hari Kamis, atau tepatnya malam Jumat, tempat usaha saya tutup lebih awal agar bisa dimanfaatkan untuk kegiatan ibadah dan sekaligus masa istirahat para karyawan,” katanya.