SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda News Kelelahan Pemilu 2019, Tak Sebanding Dengan Penghargaan

Kelelahan Pemilu 2019, Tak Sebanding Dengan Penghargaan

Rapat Pleno Terbuka hingga larut malam, melelahkan penyelenggara pemilu

Sanggau (Suara Kalbar) – Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan Kembayan, Deksi Malay Holow mengatakan, dalam melakukan pengawasan dan pemantauan tahapan Pemilu 2019 Panwaslu mempunyai peran yang sangat penting, namun tidak hanya penyelenggara pemilu, seperti KPU, Bawaslu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu saja yang berperan dalam tanggung jawab tersebut, melainkan kita semua untuk berperan aktif agar tercapai pemilu yang berkualitas dan berintegritas demi kemajuan bangsa.

Hal tersebut disampaikannya kepada suarakalbar.co.id di sela kegiatan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi hasil perhitungan suara Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Tahun 2019 Tingkat Kecamatan Kembayan berlangsung di GPU Benua Sompe Kantor Camat Kembayan, Senin (22/4/2019) malam.

“Kegiatan rapat pleno ini sudah kita mulai sejak pagi tadi dan hingga malam ini belum selesai,” ungkapnya.

Dijelaskannya, ada 99 TPS dari 11 desa yang ada di Kecamatan Kembayan, tentu dari jumlah ini memerlukan waktu lebih dari satu minggu untuk menyelesaikan pleno, walaupun target pleno yang disediakan hanya satu minggu.

Antonius Toni anggota Komisioner Panwaslu Kembayan menjelaskan, “hari pertama pleno (22/4) satu desa saja belum selesai, sementara ada 11 Desa, 99 TPS yang harus diplenokan, tentu dari target pleno dengan waktu satu minggu PPK harus mengatur waktu sedemikian rupa agar target tersebut bisa tercapai,” paparnya.

Dilanjutkannya, hal ini tentu sangat melelahkan karena pleno satu desa yang dimulai dari pagi baru bisa selesai hingga larut malam. Bisa dibayangkan masih ada 10 Desa lagi yang akan diplenokan.

Di tempat yang sama Chornolius Hendreo, anggota Komisioner Panwaslu Kembayan menjelaskan, dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan di setiap tahapan, memang membutuhkan kesabaran serta kerja keras, terutama masa pungut hitung suara, kelelahan jajaran penyelenggara terbayarkan dengan tercapainya Pemilu yang aman, damai, jujur dan adil.

Disampaikannya, berdasarkan release data Bawaslu, selama proses tahapan Pemilu Serentak 2019 tercatat 14 orang jajaran Bawaslu meninggal dunia yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota. Hal ini menunjukan betapa beratnya tugas pengawasan.

Lebih lanjut disampaikannya, menurut salah satu anggota KPPS dan Pengawas TPS yang enggan disebutkan namanya, mengakui begitu beratnya pemungutan dan perhitungan suara pemilu kali ini. Ia menyatakan untuk pemilu selanjutnya  enggan untuk bergabung menjadi penyelenggara pemilu.

“Menjadi KPPS dan PTPS adalah ujung tombak demokrasi dengan segala tuntutan tugas dan tanggung jawab namun tidak sebanding dengan penghargaan yang didapat,” keluhnya.

Penulis : Nikodemus Niko

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan