Prof Rubiyo Sabet Indonesian Breeder Award 2025, Jadi Spirit Baru LDII Kalbar Kembangkan Pangan
Pontianak (Suara Kalbar) – Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Rubiyo, meraih penghargaan “Indonesian Breeder Award (IBA) 2025 Kategori Social Impact” dari Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) bekerja sama dengan IPB University dan PT East West Seed Indonesia (EWINDO).
Prof. Rubiyo yang merupakan pakar pemuliaan tanaman merupakan Ketua DPP LDII Bidang Pengabdian Masyarakat yang sekaligus sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) bagi LDII Kalbar.
Ketua DPW LDII Kalbar, Susanto mengaku ikut bangga dan haru atas capaian prestasi tersebut dan menyebutnya sebagai energi baru bagi warga LDII di Kalbar untuk terus memperkuat kontribusi di sektor pangan.
“Prestasi Prof Rubiyo bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi menjadi inspirasi nyata bagi kami. LDII Kalbar akan terus mendorong warganya berkontribusi melalui inovasi pangan, pertanian ramah lingkungan, untuk mencapai kesejahteraan,” ujarnya, Jumat (12/12/2025).
Terlebih wilayah Kalbar masih memiliki bentangan lahan yang cukup luas dan sangat potensial untuk dikelola menjadi kawasan sentra pangan.
“Pangan telah menjadi prioritas program pengabdian LDII termasuk di Kalbar, sehingga dengan dimentori Pakar Tanaman, pengabdian LDII untuk mendukung swasembada pangan akan semakin besar,” jelasnya.
Lebih lanjut Susanto menjelaskan LDII Kalbar berkomitmen menjadikan pencapaian ini sebagai pendorong program-program strategis, seperti pelatihan pertanian modern, pemanfaatan lahan produktif, serta peningkatan literasi pangan di kalangan generasi muda.
“Tekad dan komitmen LDII sangat kuat, sehingga beberapa kali kami berkolaborasi dengan anggota Komisi IV DPR RI yang kebetulan dapil Kalbar, serta dinas atau kelembagaan terkait,” katanya.
Sedangkan Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Rubiyo mengungkapkan, IBA merupakan penghargaan tertinggi ilmuwan insan pemulia atas karyanya, sebagai pemulia yang mempunyai dampak besar terhadap kemajuan IPTEK, pembangunan ekonomi, dan sosial.
“Tahun ini, terdapat tujuh kategori penghargaan, yakni economic impact, social impact, innovation and technology development, lifetime achievement, local heroes, young breeder, dan plasma nutfah,” kata Rubiyo.
Terkait dengan karyanya, Rubiyo mengatakan, pihaknya telah berhasil merakit varietas unggul kakao dan kopi, sebagai kekayaan intelektual.
“Varietas tersebut, telah diadopsi oleh petani pekebun, perusahaan perkebunan, dan masyarakat lainnya. Secara teknis, kami telah mampu meningkatkan produksi kakao dari 1.000 kg menjadi 2.500 kg biji kering/tahun/ha,” pungkas Rubiyo.
Ia pun menyebut Kalbar sangat potensial untuk dikembangkan kedua varietas Kopi dan Kakao.
“Saya berkali-kali berkunjung ke Kalbar dan memberikan challenge ke LDII Kalbar agar mengembangkan Kopi atau Kakao. Terlebih budaya ngopi bagi masyarakat Kalbar cukup kuat. Ini potensi sangat menjanjikan untuk sumber ekonomi,” jelas dia.
Sementara berdasarkan data BRIN menyebutkan Indonesia saat ini hanya memiliki 1.000-an pemulia tanaman, dan ditengarai yang aktif sekitar 250-an orang.
Penulis: LDII Kalbar
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS






