SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Lifestyle Bentengi Anak dari Radikalisme Digital, Peran Orang Tua Kini Jadi Garis Pertama

Bentengi Anak dari Radikalisme Digital, Peran Orang Tua Kini Jadi Garis Pertama

Ilustrasi anak bermain ponsel. (Freepik/Istimewa)

Suara Kalbar – Perkembangan teknologi digital membuka akses yang sangat luas bagi anak untuk menjelajahi internet. Media sosial (medsos), permainan daring, serta platform komunikasi kini menjadi bagian dari keseharian mereka.

Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat ancaman yang sering tidak disadari penyebaran paham radikal di medsos yang menyasar anak melalui konten maupun interaksi yang tampak biasa.

Pada fase pencarian jati diri, anak cenderung menerima informasi tanpa proses penyaringan yang matang. Kondisi ini membuat peran orang tua semakin vital sebagai penjaga dan pendamping utama.

Bagaimana Paham Radikal Menyasar Anak di Medsos?

Paham radikal dapat masuk melalui berbagai jalur digital, seperti media sosial, ruang percakapan dalam gim, hingga kelompok pertemanan tertentu.

Doktrin intoleransi, ujaran kebencian, dan ajakan ekstrem sering ditanamkan secara perlahan sehingga tidak langsung terlihat berbahaya.

Anak yang kurang mendapat pendampingan lebih mudah terpengaruh, terutama jika mereka sedang mencari pengakuan, merasa kurang dihargai, atau mengalami masalah emosional di lingkungan rumah.

Kombinasi kebutuhan akan perhatian dan minimnya edukasi membuat mereka lebih rentan menerima narasi radikal.

Mengapa Orang Tua Memegang Peranan Penting?

Lingkungan keluarga adalah tempat pertama dan utama anak belajar tentang nilai, cara bersikap, serta bagaimana memandang dunia. Cara orang tua berbicara, menyelesaikan masalah, hingga memperlakukan orang lain akan menjadi contoh bagi anak.

Peran orang tua bukan hanya mengawasi, tetapi juga memberikan rasa aman dan hangat, menanamkan nilai toleransi, serta membentuk karakter agar anak mampu menolak pengaruh negatif.

Rumah yang menjadi ruang aman membuat anak lebih terbuka menerima arahan. Sebaliknya, jika anak merasa terabaikan, mereka akan mencari penerimaan dari luar, termasuk dari kelompok yang berpotensi membawa pengaruh radikal.

Dengan kata lain, kedekatan emosional antara orang tua dan anak adalah benteng pertama dalam mencegah radikalisasi.

Pendampingan Digital yang Perlu Dilakukan Orang Tua

Agar anak tetap aman selama beraktivitas di dunia maya, orang tua dapat menerapkan beberapa langkah pendampingan digital berikut ini:

  • Mengenali aplikasi apa saja yang digunakan anak dan memahami kontennya.
  • Mengatur batasan waktu penggunaan gawai untuk menjaga keseimbangan aktivitas.
  • Membiasakan diskusi tentang apa yang anak lihat di internet.
  • Mengajak anak memverifikasi informasi sebelum mempercayainya.
  • Memberikan contoh perilaku online yang sopan dan bertanggung jawab.

Pendekatan yang lembut dan dialogis lebih efektif dibandingkan larangan keras yang justru bisa mendorong anak mencari jalannya sendiri.

Lingkungan keluarga yang sehat menjadi salah satu pencegah terbaik terhadap paparan paham radikal di medsos. Anak yang merasa diperhatikan dan disayangi tidak mudah terjerat kelompok atau narasi berbahaya.

Orang tua dapat membangun suasana rumah yang positif dengan menghabiskan waktu berkualitas bersama anak, berdiskusi rutin tentang pengalaman dan perasaan mereka, menumbuhkan sikap saling menghargai, melibatkan anak dalam pengambilan keputusan, serta menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat dan tanpa kekerasan.

Anak yang merasa dihargai dan didengar memiliki fondasi emosional yang kuat untuk menghadapi pengaruh eksternal.

Menguatkan Karakter dan Kemampuan Berpikir Kritis Anak

Untuk menghadapi derasnya informasi di dunia digital, anak perlu dibekali kemampuan berpikir kritis. Kemampuan ini membantu mereka memilah informasi, memahami konteks, dan tidak mudah terseret ajakan ekstrem.

Orang tua dapat menanamkan kemampuan berpikir kritis dengan mengajak anak berdiskusi mengenai isu sosial dengan bahasa yang sederhana, memberikan contoh cara memeriksa kebenaran informasi, mengajarkan setiap masalah memiliki banyak sudut pandang, serta membiasakan anak bertanya dan mencari tahu sebelum mempercayai suatu informasi.

Anak yang terbiasa berpikir kritis akan memiliki benteng intelektual yang membuat mereka lebih kuat menghadapi manipulasi digital.

Orang tua perlu hadir secara emosional, fisik, dan intelektual dalam kehidupan anak. Pendampingan yang konsisten akan membantu mereka tumbuh dengan sikap toleran, pikiran terbuka, serta kemampuan mengenali potensi bahaya dari paham radikal di medsos.

 

Sumber: Beritasatu.com

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan