SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Sambas Kasus Gagal Ginjal di Sambas Melonjak, 756 Warga Jalani Cuci Darah Sepanjang 2025

Kasus Gagal Ginjal di Sambas Melonjak, 756 Warga Jalani Cuci Darah Sepanjang 2025

Kepala Dinas Kesehatan Sambas, Dr. Ganjar Eko Prabowo menyebut lonjakan kasus gagal ginjal di Sambas jadi alarm serius. Ratusan warga harus menjalani cuci darah sepanjang 2025 (https://Suarakalbar.co.id/ist)

Sambas (Suara Kalbar) – Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas melaporkan adanya peningkatan kasus gagal ginjal sepanjang 2025. Sebanyak 756 warga tercatat harus menjalani hemodialisa atau cuci darah, dan 51 di antaranya meninggal dunia. Lonjakan ini dinilai cukup serius dan membutuhkan perhatian lebih dari berbagai pihak.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Ganjar Eko Prabowo, mengatakan bahwa gagal ginjal merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dapat berujung fatal bila tidak dikenali dan ditangani sejak awal.

“Gagal ginjal terjadi ketika fungsi organ tersebut menurun atau berhenti bekerja, sehingga tubuh tidak mampu membuang cairan berlebih dan sisa metabolisme. Pola hidup masyarakat sangat memengaruhi meningkatnya kasus ini,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).

Ia mengungkapkan secara nasional, Riskesdas mencatat prevalensi gagal ginjal di Indonesia naik dari 2 persen pada 2023 menjadi 3,8 persen pada 2024. Pada tahun tersebut, terdapat 134.057 pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan terapi hemodialisa.

Ia menyebut tren di Kabupaten Sambas sejalan dengan situasi nasional. Menurutnya, jumlah 756 pasien dengan 51 kasus kematian pada 2025 merupakan angka yang cukup besar untuk skala kabupaten, sehingga upaya pencegahan harus diperkuat melalui kolaborasi lintas sektor.

Ia menjelaskan, ada banyak faktor pemicu gagal ginjal. Diabetes melitus dan hipertensi yang tidak terkontrol menjadi penyebab terbesar, disusul faktor genetik seperti kista ginjal, penyakit autoimun, serta gangguan aliran darah ke ginjal. Gaya hidup yang tidak sehat juga mempercepat kerusakan organ tersebut.

“Merokok, konsumsi makanan tinggi gula dan garam, kurang minum, hingga penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang adalah faktor risiko yang sering dianggap sepele,” katanya.

Ia mengatakan untuk menekan jumlah kasus, Dinkes Sambas terus mengkampanyekan pentingnya pencegahan melalui perubahan kebiasaan. Warga diimbau memperbanyak konsumsi air putih, membatasi asupan garam dan gula, rutin berolahraga, serta menjauhi rokok dan alkohol.

Selain itu, penting untuk mengontrol tekanan darah, kadar gula, serta tidak sembarangan mengonsumsi obat pereda nyeri. Ia menegaskan bahwa pemeriksaan kesehatan berkala sangat diperlukan.

Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Sambas berkomitmen memperkuat edukasi serta meningkatkan kualitas layanan di fasilitas kesehatan guna menekan angka gagal ginjal di masa mendatang.

“Deteksi dini itu sangat penting. Dengan rutin memeriksakan diri, risiko kerusakan ginjal yang lebih parah dapat dicegah,” ujarnya.

Penulis: Serawati

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan