SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Melawi Lilin yang Menyala, Doa yang Menggema: Solidaritas Mahasiswa Melawi untuk Affan

Lilin yang Menyala, Doa yang Menggema: Solidaritas Mahasiswa Melawi untuk Affan

Para mahasiswa saat menggelar doa bersama.[Suarakalbar.co.id/Dea K Wardhana]

Melawi (Suara Kalbar) – Malam itu, Bundaran Tugu Juang 2 berubah menjadi lautan cahaya. Ratusan lilin menyala, dipegang erat oleh tangan-tangan muda mahasiswa dari berbagai organisasi di Kabupaten Melawi seperti BEM STKIP, GMNI, PMKRI dan GMKI.

Dengan langkah tertib, mereka berkumpul, bukan untuk hura-hura, melainkan untuk satu tujuan: mendoakan Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang gugur dalam insiden tragis 28 Agustus di Jakarta.

Hening menyelimuti suasana ketika doa bersama dilantunkan. Sebagian menunduk, sebagian menatap nyala lilin yang bergoyang ditiup angin malam. Seolah, api kecil itu menyimpan harapan besar—harapan agar keadilan tetap hidup di negeri ini.

Tak hanya mahasiswa, Bupati Melawi H. Dadi Sunarya hadir langsung, duduk bersama mereka. Ia didampingi Kapolres Melawi, AKBP Harris Batara Simbolon, bersama jajaran TNI, Polri, dan Satpol PP yang menjaga jalannya acara. Kehadiran para pemimpin daerah memberi arti tersendiri: mahasiswa tidak sendirian.

Namun aksi ini bukan sekadar doa. Ada suara aspirasi yang lantang disampaikan. Mahasiswa mendesak DPR RI segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, sebagai upaya nyata melawan korupsi yang selama ini mencengkeram bangsa.

Tuntutan itu dibalut dalam damai, tanpa teriak, tanpa amarah—hanya dengan nyala lilin dan tekad yang terang.

“Kami berterimakasih karena aspirasi ini disambut baik Bupati Melawi, serta pengamanan penuh dari aparat sehingga kegiatan berjalan lancar,” ungkap Abet Nego, perwakilan mahasiswa.

Aksi damai berakhir pukul 21.00 WIB. Mahasiswa membubarkan diri dengan tertib, meninggalkan bundaran yang perlahan kembali sunyi. Namun, di hati setiap orang yang hadir, nyala lilin dan gema doa itu tetap tinggal—menjadi simbol solidaritas, kepedulian, dan suara nurani.

Malam itu, Melawi memberi pesan sederhana tapi kuat: keadilan dan kemanusiaan tak boleh padam, meski lilin akhirnya habis terbakar.

Penulis: Dea Kusumah Wardhana

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan