SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Sekadau TNI-Polri di Nanga Mahap Intensifkan Patroli Tambang Ilegal, Sungai Sekadau Masih Keruh?

TNI-Polri di Nanga Mahap Intensifkan Patroli Tambang Ilegal, Sungai Sekadau Masih Keruh?

TNI-Polri di Nanga Mahap Intensifkan Patroli PETI. SUARAKALBAR.CO.ID/HO-Humas Polres

Sekadau (Suara Kalbar) – Upaya pencegahan aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) terus digencarkan jajaran TNI-Polri di wilayah Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat (Kalbar) Melalui patroli gabungan yang dilaksanakan pada Rabu (2/7/2025), aparat menyasar sejumlah titik rawan praktik PETI di kawasan Desa Nanga Mahap dan Desa Batu Pahat.

Kegiatan patroli tersebut dipimpin Kapolsek Nanga Mahap, IPDA Andre, bersama Pelaksana Harian Danramil Nanga Mahap, Serka Muh. Ardi Saputra, serta melibatkan personel gabungan Polsek dan Koramil.

“Kami berkomitmen untuk terus menekan aktivitas PETI di wilayah Kecamatan Nanga Mahap karena dampaknya sangat merusak ekosistem, mencemari lingkungan, dan berpotensi memicu konflik sosial,” tegas IPDA Andre di sela kegiatan seperti dikutip dalam rilis Polres Sekadau.

Selain menyisir jalur sungai yang sering digunakan sebagai akses oleh pelaku PETI, petugas juga melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat terkait sanksi hukum bagi penambangan ilegal. Edukasi tersebut merujuk pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, yang menegaskan ancaman pidana bagi pelanggar.

“Kami mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur aktivitas PETI. Selain melanggar hukum, dampaknya sangat merugikan lingkungan dan bisa menjadi beban jangka panjang bagi generasi mendatang,” kata IPDA Andre.

Sebagai alternatif, pihak Polsek bersama pemerintah desa juga mendorong program ketahanan pangan nasional melalui budidaya jagung hibrida. IPDA Andre menuturkan bahwa penampungan hasil panen telah dipersiapkan bekerja sama dengan Bulog dan koperasi CU Keling Kumang.

“Penanaman jagung ini merupakan bagian dari Asta Cita Presiden RI Bapak Prabowo Subianto, yang menjadi program nasional dalam rangka mewujudkan swasembada pangan,” jelasnya.

Selain patroli, jajaran Polsek dan Koramil Nanga Mahap pada Selasa (1/7) juga menyalurkan bantuan sosial dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79. Lima paket sembako dibagikan kepada warga lanjut usia di Dusun Batu Pahat dan Desa Nanga Mahap.

IPDA Andre berharap sinergi antara penegakan hukum, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat berjalan beriringan demi menghentikan praktik PETI di wilayah Kecamatan Nanga Mahap.

Kondisi Air Sungai Sekadau Masih Keruh

Sementara itu, Hasil pemantauan Suarakalbar.co.id di lapangan pada Rabu (2/7/2025) menunjukkan kondisi air Sungai Sekadau masih tampak keruh dan berwarna kecoklatan. Diduga kuat pencemaran ini berasal dari aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang terjadi di hulu sungai.

Air sungai yang menjadi sumber utama kebutuhan sehari-hari warga di daerah aliran sungai (DAS) kini tidak lagi dapat digunakan. Warga mengeluhkan kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk mandi, mencuci, hingga keperluan memasak.

“Kami tidak bisa pakai air sungai lagi karena keruh dan berbau. Airnya kotor sekali, tidak layak untuk dipakai,” keluh Uju Zan seorang warga di Kecamatan Sekadau Hilir.

Tak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, pencemaran ini juga berdampak pada budidaya ikan warga. Sejumlah kerambah ikan yang berada di pinggiran sungai mengalami gangguan. Banyak ikan yang mati akibat kualitas air yang menurun drastis.

Aktivitas PETI yang masih berlangsung di wilayah hulu Sungai Sekadau telah lama menjadi sorotan berbagai pihak. Namun hingga kini, penindakan terhadap para pelaku masih belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Masyarakat berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum segera mengambil tindakan tegas terhadap aktivitas pertambangan ilegal tersebut demi menjaga kelestarian lingkungan dan keselamatan warga yang bergantung pada Sungai Sekadau.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sekadau pada pertengahan Juni sudah mengambil sampel air permukaan namun hingga saat ini belum keluar hasilnya. Sehingga apakah air sungai Sekadau layak konsumsi atau tidak masih belum jelas.

“Kami secara rutin mengambil sampel air permukaan di sejumlah titik, salah satunya sungai Sekadau. Hanya kami kirim ke Pontianak, karena Lab kami rusak,” kata Edi Prasetiyo, Sekretaris Dinas LH Sekadau.

Penulis: Tim Liputan

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan