SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Memandang Cemas Kreativitas Tenggelam Dibayang-bayangi Kecerdasan Buatan, Apa Kabar Indonesia Emas?

Memandang Cemas Kreativitas Tenggelam Dibayang-bayangi Kecerdasan Buatan, Apa Kabar Indonesia Emas?

ILUSTRASI: Kecerdasan Buatan

Oleh: M Restu Algiansyah

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kecerdasan buatan (AI) semakin mendominasi berbagai sektor kehidupan manusia, mulai dari industri, pendidikan, hingga hiburan. Di balik kemudahan yang ditawarkan, ada kekhawatiran yang berkembang mengenai dampak jangka panjang penggunaan AI, terutama terhadap kreativitas generasi mendatang. Banyak yang berpendapat bahwa ketergantungan pada AI dapat mengurangi kemampuan individu untuk berpikir secara kreatif, berinovasi, dan menciptakan karya origkinal.

Banyak pemuda indonesia yang justru cemas akan adanya kecerdasan buatan ini. Bagaimana tidak, sebuah ide dan suatu proses seni yang mereka pelajari selama ini bisa dengan mudah di tiru dalam sekejap dengan kecerdasan buatan. Hal ini menjadi faktor banyak nya seniman muda berbakat yang memendam dalam dalam kreativitas mereka karna tak percaya diri akan kemampuan mereka sendiri.

Kecerdasan buatan juga membuat minat bakat pemuda menjadi berkurang. Bayangkan yang awalnya  mereka berniat mengerjakan semua serba manual menggunakan ide dan kreativitas sendiri tetapi berubah haluan ketika teringat bahwa mereka mempunyai kecerdasan buatan yang bisa mewujudkan ide mereka tanpa perlu usaha keras. Miris bukan ?

Masih bisa kah kita berpikir bahwa AI ini tida menggangu kreativitas ?

AI memang memiliki potensi luar biasa untuk membantu manusia, namun jika digunakan secara berlebihan, dapat mengurangi nilai nilai penting dalam kreativitas manusia, seperti imajinasi, eksplorasi, dan pengambilan risiko. Salah satu dampak paling jelas adalah semakin tergantungnya generasi muda pada teknologi dalam menghasilkan ide atau karya. Sebagai contoh, algoritma AI sekarang dapat menulis artikel, menciptakan karya seni, bahkan membuat musik, yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia. Semua berpikiran yang sama, “Untuk apa kita susah susah berpikir dan berusaha jika itu bisa dibuat instan oleh AI” . Bukan kah pemikiran seperti itu yang kelak membuat generasi ini kehilangan ide dan kreativitas mereka yang luar biasa itu?

Saya memiliki dan mengutip satu kejadian nyata dari dampak bahaya nya Ai untuk generasi ini :

Salah satu contoh yang relevan adalah kemunculan alat seperti ChatGPT, yang mampu menghasilkan teks secara otomatis. Meskipun ini mempermudah banyak pekerjaan, seperti skripsi, atau esai, tentunya tak lepas dari ada nya perdebatan tentang apakah generasi yang terbiasa menggunakan teknologi ini masih mampu mengembangkan keterampilan menulis secara kreatif tanpa bergantung pada AI. Dalam pendidikan, misalnya, banyak siswa yang lebih memilih untuk menggunakan teknologi AI dalam mengerjakan tugas daripada berpikir kritis atau mencari solusi kreatif sendiri.

Selain itu, dalam industri musik, AI telah digunakan untuk menghasilkan lagu yang terdengar seolah-olah ditulis oleh artis terkenal. Meskipun ini membuka peluang baru, ada ketakutan bahwa hal ini dapat mengurangi ruang bagi musisi muda untuk bereksperimen dan menemukan gaya musik mereka sendiri. Kasus seperti ini mulai terjadi dalam industri musik, di mana penciptaan lagu berbasis AI semakin berkembang.

AI membuat rasa tak percaya diri pada seniman muda yang baru ingin mencoba berkarya. Tetapi, mereka teringat akan karya buatan AI yang mereka rasa lebih baik daripada apa yang mereka ciptakan.

Penelitian oleh World Economic Forum menunjukkan bahwa sekitar 60% pekerjaan yang melibatkan keterampilan kreatif, seperti desain grafis, penulisan, dan pengembangan ide, dapat digantikan oleh AI dalam beberapa dekade ke depan. Menurut sebuah survei oleh McKinsey, 37% pekerja saat ini khawatir bahwa AI akan mengurangi kemampuan mereka untuk mengembangkan keterampilan kreatif mereka. Sebuah studi di University of California juga mengungkapkan bahwa generasi muda yang terbiasa menggunakan aplikasi AI untuk menulis atau membuat desain seringkali mengalami penurunan kualitas kreativitas dibandingkan dengan mereka yang melakukannya secara manual tanpa bantuan teknologi.

Tentunya dengan dampak sebesar itu kita butuh solusi agar generasi masa depan tetap menegdepankan ide dan kreativitas mereka sendiri. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan antara penggunaan AI dan pengembangan kreativitas manusia. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  1. Pendidikan Sistem pendidikan harus lebih mengutamakan pengembangan keterampilan kreatif melalui eksplorasi dan eksperimen. Alih-alih mengandalkan AI untuk menyelesaikan tugas, siswa perlu diajarkan bagaimana berpikir secara kritis dan menghasilkan ide-ide orisinal.

 

  1. Penggunaan AI sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti:
    AI seharusnya digunakan sebagai alat bantu yang dapat meningkatkan kreativitas, bukan menggantikannya. Misalnya, AI dapat membantu dalam mengotomatiskan tugas-tugas berulang sehingga individu memiliki lebih banyak waktu untuk berinovasi. Namun, penggunaan AI harus dilakukan dengan kesadaran bahwa kreativitas tetap harus datang dari pemikiran manusia.

 

  1. Pelatihan untuk Beradaptasi dengan Perubahan Teknologi:
    Program pelatihan yang berfokus pada keterampilan kreatif, pemecahan masalah, dan berpikir di luar kotak perlu diperkenalkan kepada generasi muda. Hal ini bisa meliputi pelatihan dalam menggunakan alat AI dengan cara yang benar, tanpa mengorbankan keterampilan kreatif yang esensial.

 

 

Kecerdasan buatan memiliki potensi untuk memudahkan banyak aspek kehidupan manusia, namun kita harus berhati-hati dalam menggunakannya, terutama terkait dengan dampaknya pada kreativitas generasi mendatang. Jika tidak dikelola dengan bijak, AI dapat mereduksi kemampuan manusia untuk berpikir secara kreatif dan berinovasi. Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan penggunaan AI dalam cara yang mendukung pengembangan kreativitas, bukan menguranginya. Generasi mendatang harus dibekali dengan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan kemampuan mereka untuk menciptakan sesuatu yang baru dan orisinal.

*Penulis adalah siswa di SMKN 1 Ketapang kelas 11 dengan Konsentrasi Keahlian Manajemen Perkantoran

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan