Kisah Heroik Pasukan Elit PDKB PLN di Kalbar, Menjaga Rumah Tetap Terang di Tengah Bahaya
Pontianak (Suara Kalbar) –Di balik terangnya lampu yang menyinari rumah-rumah, ada tim khusus PT PLN (Persero) yang bertugas menjaga aliran listrik tetap berjalan. Tim ini dikenal sebagai Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), sebuah unit elit yang terlatih untuk bekerja dalam kondisi ekstrem tanpa memutus aliran listrik.
Layaknya pasukan khusus, anggota PDKB milik PLN ini juga memiliki keterampilan luar biasa. Mereka mampu melakukan pemeliharaan, perbaikan, hingga penggantian komponen jaringan listrik bertegangan tinggi.
Meski risiko besar mengintai, mereka menjalankan tugas dengan penuh dedikasi demi kepentingan masyarakat luas.
Adalah Muhammad Heru Saputra (26), satu diantara anggota PDKB yang bertugas di Pontianak, telah menjalani pekerjaan berisiko tinggi ini sejak 2017.
Baginya, menjadi bagian dari tim PDKB adalah sebuah kebanggaan sekaligus tantangan.
Terlebih pekerjaannya juga menurut Heru, harus siap mempertaruhkan nyawa demi memastikan listrik tetap bernyala untuk kepentingan masyarakat luas.
“Sudah tujuh tahun saya di PDKB, dua tahun di Banjarbaru dan lima tahun di Pontianak. Kendala terbesar biasanya medan menuju lokasi, seperti di Berembang yang harus melewati sungai berisi buaya,” kata Heru kepada Suarakalbar.co.id, sebelum memanjat Saluran udara tegangan tinggi (SUTT) yang terletak di Jalan Kebangkitan Nasional, Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak Utara, Kalimantan Barat (Kalbar), Kamis (14/11/2024).
Heru mengungkapkan bahwa gangguan yang paling sering terjadi adalah layangan kawat yang tersangkut di jaringan listrik. Untuk menangani masalah ini, mereka menggunakan alat khusus bernama stik isolasi.
“Stik ini terbuat dari bahan yang tidak menghantarkan listrik, jadi aman digunakan. Tapi tetap saja, pekerjaan ini memerlukan perlengkapan pelindung diri yang lengkap,” ujarnya.
Bekerja di tim PDKB bukanlah pekerjaan yang mudah. Dengan aliran listrik yang tetap menyala, risiko tersengat listrik menjadi ancaman nyata. Selain itu, pekerjaan ini dilakukan di ketinggian, sehingga para petugas diwajibkan menggunakan body harness dan alat pelindung diri lainnya.
Heru Juga katakan untuk mengatasi gangguan layangan bukan hanya tentang teknik, tetapi juga mental. Namun, risiko ini tidak menyurutkan semangatnya. Berkat pelatihan rutin dan pengalaman, Heru merasa semakin percaya diri menghadapi tantangan di lapangan.
“Awal-awal latihan, kami dilatih mental dan fisik. Saat pertama kali manjat tower setinggi 100 meter di Semarang, rasanya sangat mendebarkan. Tapi dengan latihan rutin, semuanya jadi terbiasa,” kata Heru.
Selain keterampilan, Heru menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat. Ia berharap masyarakat memahami bahwa gangguan listrik sering kali disebabkan oleh faktor eksternal seperti layangan kawat, pohon tumbang, atau petir.
“Banyak yang belum sadar bahwa layangan kawat bisa menyebabkan listrik trip atau bahkan padam total. Ini tentunya berdampak pada ribuan rumah yang bergantung pada pasokan listrik,” tambahnya.
Salah satu gangguan terbesar yang sering dihadapi oleh tim PDKB adalah layangan kawat. Heru menjelaskan bahwa banyak masyarakat belum menyadari bahaya besar dari layangan kawat yang tersangkut di kabel listrik.
“Banyak yang belum sadar bahwa layangan kawat bisa menyebabkan listrik trip atau bahkan padam total. Ini tentunya berdampak pada ribuan rumah yang bergantung pada pasokan listrik,” ungkapnya.
Ia berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam memilih lokasi bermain layangan dan menghindari penggunaan kawat sebagai benang layangan. Sebab, Tim PDKB tidak hanya menjaga jaringan listrik tetap stabil, tetapi juga mempertaruhkan nyawa demi kenyamanan masyarakat agar listrik rumah tetap menyala.
“Pekerjaan ini memang penuh risiko, tapi kami melakukannya dengan bangga. Yang penting, listrik tetap menyala untuk masyarakat,” tutup Heru.
Layangan kawat mungkin terlihat seperti hiburan sederhana, tetapi di balik itu terdapat risiko besar yang sering terabaikan. Aktivitas bermain layangan dekat jaringan listrik PLN tidak hanya membahayakan keselamatan diri, tetapi juga mengancam pasokan listrik untuk masyarakat.

Ditempat yang sama, Assistant Manager PDKB UPT Pontianak, Miftahul Anam, mengungkapkan bahwa PDKB merupakan tim khusus yang bertugas terlatih menangani gangguan jaringan tanpa memutus aliran listrik.
“Kami melaksanakan pekerjaan dalam kondisi bertegangan dengan harapan suplai listrik ke masyarakat tetap berjalan. Tugas kami adalah memastikan pasokan listrik tetap stabil hingga ke pelanggan,” jelasnya.
Menurut Miftahul Anam, gangguan yang disebabkan oleh layangan kawat menjadi tren dominan, dengan laporan mencapai 4 hingga 5 kasus setiap harinya.
“Alhamdulillah, sebagian besar kasus layangan ini bisa kami atasi tanpa menyebabkan pemadaman. Namun, jika benang layangan atau kawatnya besar dan tidak segera rusak, itu bisa memicu trip, yang mengganggu suplai listrik ke rumah masyarakat,” tambahnya.
Beberapa daerah rawan gangguan akibat layangan di Kalimantan Barat adalah Siantan, Pontianak Utara dan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Dengan lebih dari 2.000 tower listrik di wilayah ini, menjaga jaringan tetap aman menjadi tantangan yang membutuhkan kerja keras dan kerjasama masyarakat.
Gangguan yang disebabkan oleh layangan kawat, kata Anam, memerlukan metode penanganan khusus. Tim PDKB harus menggunakan alat isolasi seperti stik atau gala isolasi untuk membersihkan kawat yang tersangkut di kabel listrik.
“Pembersihan ini tidak bisa dilakukan secara langsung. Prosesnya tergantung pada tingkat risiko dan lokasi gangguan. Jika gangguan ditemukan di kabel utama, maka kami memerlukan alat bantu untuk menjaga keamanan,”katanya lagi.
Miftahul Anam mengungkapkan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang bahaya bermain layangan kawat di dekat jaringan listrik.
“Kami berharap masyarakat lebih bijak dalam menggunakan layangan, terutama menghindari bermain di area dekat jaringan listrik. Kerjasama ini sangat penting untuk mengurangi gangguan dan memastikan listrik tetap stabil,” tegasnya.
Sebagai tim yang bekerja dalam kondisi bertegangan, PDKB memiliki tugas berat dan penuh risiko. Namun, dedikasi mereka memastikan listrik tetap mengalir ke rumah-rumah masyarakat.
“Kami tidak hanya bekerja untuk menangani gangguan, tetapi juga melakukan pemeliharaan preventif dan korektif untuk mencegah masalah lebih besar di masa depan,” ungkap Anam.
Layangan kawat kerap menjadi fenomena yang sulit dihindari, terutama saat musim kemarau atau hari-hari libur. Namun, di balik keseruan permainan ini, tersembunyi potensi bahaya yang serius, terutama jika dimainkan di dekat jaringan listrik PLN.
Miftahul Anam juga berharap agar masyarakat dapat mendukung upaya PLN dengan tidak bermain layangan di area yang berdekatan dengan jaringan listrik.
“Kesadaran ini bukan hanya untuk menjaga pasokan listrik tetap stabil, tetapi juga demi keselamatan semua pihak,” tutupnya.
Edukasi Bahaya Kawat Layangan, Menyelamatkan Listrik dan Nyawa
Sementara itu, General Manager PLN UP3B Kalimantan, Abdul Salam Nganro memberikan penjelasan mendalam mengenai bahaya tersebut sekaligus langkah pencegahan yang dilakukan oleh PLN.
Menurut Abdul, bermain layangan kawat di sekitar jaringan listrik bisa menimbulkan konsekuensi fatal. Kawat penghantar pada layangan dapat menjadi penyebab gangguan aliran listrik karena sifatnya yang menghantarkan arus.
Tidak hanya merusak fasilitas PLN, tetapi juga membahayakan keselamatan jiwa masyarakat sekitar.
Abdul Salam menjelaskan bahwa PLN telah menghadapi kasus-kasus di mana layangan kawat mengakibatkan pemadaman listrik di beberapa daerah.
“PLN terus berupaya mencegah gangguan dengan berbagai langkah, termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya layangan kawat. Upaya ini kami lakukan untuk meminimalisir risiko yang dapat mengganggu stabilitas jaringan listrik,” jelasnya.
Untuk menangani permasalahan seperti ini, PLN memiliki Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) yang berjumlah 15 orang untuk Kalimantan Barat (Kalbar).
Tim ini dilatih secara khusus dan telah mendapatkan sertifikasi untuk menangani situasi darurat pada jaringan listrik tanpa perlu memutus aliran listrik.
“Tim PDKB ini kami pusatkan di Pontianak, tetapi jika dibutuhkan di daerah-daerah tertentu, mereka akan segera kami kirim. Mereka adalah garda depan untuk menangani gangguan yang bisa membahayakan jaringan listrik, termasuk yang disebabkan oleh layangan kawat,” ungkap Abdul Salam.
Lebih lanjut, tim ini ditempatkan di kantor Unit Pelaksana Transmisi (UPT) yang tersebar di beberapa wilayah di Kalimantan Barat. Dengan begitu, respons cepat dapat dilakukan jika terjadi gangguan mendadak.
Abdul Salam juga menjelaskan bahwa PLN menerapkan strategi pertahanan berlapis untuk mengatasi gangguan, termasuk yang disebabkan oleh layangan kawat. Pertahanan pertama adalah pencegahan melalui sosialisasi kepada masyarakat.
Hal ini bertujuan agar masyarakat memahami risiko bermain layangan kawat di sekitar jaringan listrik.
“Kami tidak hanya fokus pada penanganan saat gangguan terjadi, tetapi juga pada upaya pencegahan melalui edukasi. Dengan begitu, kami berharap masyarakat dapat lebih bijak dan tetap berhati-hati,” terangnya.
Risiko Besar di Balik Tugas Mulia
Salah satu warga Pontianak, Sri Wahyuningsih (49) mengungkapkan apresiasinya terhadap kerja keras tim PDKB PLN dalam menjaga aliran listrik tetap berjalan.
Sebagai seorang ibu rumah tangga, Sri sangat memahami betapa pentingnya listrik bagi kehidupan sehari-hari.
“Pekerjaan memonitoring dan memperbaiki gangguan listrik adalah pekerjaan mulia. Kami, sebagai ibu rumah tangga, sangat bergantung pada listrik untuk aktivitas sehari-hari. Jadi, ketika listrik tiba-tiba mati, memang kami merasa kesal. Tetapi setelah mengetahui bahwa ada tim yang bekerja keras di balik itu, kami sangat berterima kasih,” ujar Sri.
Sri Wahyuningsih pun berharap masyarakat lebih sadar akan dampak buruk layangan kawat. Ia mengingatkan masyarakat untuk lebih menghargai perjuangan tim pemeliharaan milik PLN ini.
“Kita sebagai warga harus membantu dengan tidak bermain layangan di dekat kabel listrik. Ini demi keselamatan kita juga. Mereka bekerja dengan risiko tinggi demi kenyamanan kita. Mari kita bantu dengan tidak bermain layangan kawat di sekitar jaringan listrik,” tutupnya.
Editor: Marpina Sindika Wulandari
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





