Serunya Mancing Kepiting di Mempawah, Langsung Dimasak Segarnya Selangit
Mempawah (Suara Kalbar) – Seorang wiraswastawan muda di Mempawah Kalimantan Barat saat ini tengah merintis budidaya kepiting bakau di Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir.
Pemuda itu bernama Zulkarnaen yang juga dikenal sebagai politisi PKB dan Ketua Pengkab MMA Kabupaten Mempawah.
Saat ditemui awak media, Selasa (24/10/2023), Zul, sapaan akrabnya, terlihat tengah memancing kepiting bakau di area kolam seluas lebih dari setengah hektare.
Memancing kepiting ternyata gampang-gampang susah. Awak media kemudian masing-masing diberikan sebatang pancing tanpa kail.
Umpannya adalah potongan daging ikan pari. Setelah umpan dilemparkan ke kolam, lalu batang pancing ditancapkan di tanah tepian kolam.
Jika lagi beruntung, hanya dalam hitungan menit, umpan sudah dimakan dan dijepit oleh kepiting.
Namun untuk menangkap kepiting yang telah memakan umpan, tali pancing tak bisa langsung ditarik cepat seperti memancing ikan/udang.
Melainkan harus ditarik perlahan-lahan, kemudian kepiting bakau ditangkap menggunakan jaring khusus.
Awak media yang belum terbiasa, sempat beberapa kali gagal menangkap kepiting bakau ini.
Tapi setelah berulang-ulang, satu persatu kepiting berhasil ditarik ke darat.
Hanya saja, lebih dari dua jam di sana, awak media hanya berhasil mendapatkan 8 ekor kepiting yang langsung dimasak di tempat.
“Alhamdulillah, kepitingnya besar-besar dan isinya gemuk. Rasanya segar, nikmat, pokoknya selangit,” ujar Ramadhan, wartawan Tribun Pontianak, dan Dimas Saputra, wartawan TVRI, yang kompak mengacungkan jempol.
Usai awak media ‘makan besar’, Zulkarnaen menuturkan kisah budidaya kepiting bakau ini.
Menurut dia, budidaya kepiting bakau tak dikembangkan dirinya sendiri. Melainkan melibatkan 30 pemuda Desa Pasir agar punya penghasilan tambahan.
“Ini salah satu bentuk agar anak-anak muda di desa kami punya kegiatan yang positif dan bisa menambah pendapatan,” ujar dia.
Budidaya kepiting bakau sudah dirintis sejak 3 bulan lalu. Saat ini mereka sudah melaksanakan satu kali panen, dengan total 221 kilogram di kisaran harga Rp 120 ribu perkilogram.
“Dan saat ini kami dalam proses panen kedua, mudah-mudahan hasil berikutnya lebih banyak,” jelas Zul.
Selama merintis budidaya kepiting bakau, dirinya dan para pemuda Desa Pasir mengakui punya terkendala soal pengadaan bibit.
“Sebab bibit kami peroleh dari nelayan sekitar yang setiap hari kirim ke sini. Jadi ketersediaan bibit sangat terbatas,” ujarnya.
Bibit dari para nelayan tersebut umumnya memiliki berat 150 gram-200 gram, selanjutnya dilakukan pengemukan secara alami di kolam budidaya.
Terkait dengan pemasaran, Zulkarnaen mengaku tak kesulitan. Karena dirinya sudah menjalin kerjasama dengan para penampung kepiting bakau di Singkawang dan Pontianak.
Kisah awal merintis budidaya kepiting bakau ini karena potensinya yang luar biasa.
“Selain pemasarannya mudah dan harga jual yang bagus, kawasan Desa Pasir yang menjadi salah satu sentra hutan mangrove, sangat cocok untuk budidaya kepiting,” jelas Zul lagi.
Karena itu lah, ia lantas mengajak para pemuda setempat untuk melakukan studi banding di kawasan Ceremai, Aruk, Kabupaten Sambas.
“Atas ijin bapak Wakil Bupati Sambas, kami belajar budidaya kepiting bakau di Ceremai Aruk. Sepulangnya dari sana, kami langsung bekerja mewujudkan mimpi kami,” papar Zulkanaen yang juga satu-satunya Calon Legislatif asal Kabupaten Mempawah yang maju di DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa.
Saat ini, Zulkarnaen dan para pemuda Desa Pasir terus bekerja keras mewujudkan budidaya kepiting bakau yang berhasil dan punya kontribusi buat masyarakat setempat.
Selain itu, di kawasan sekitar kolam budidaya, para pemuda Desa Pasir juga menanam pohon singkong, pisang dan lain sebagainya.
“Hasil tanam singkong, pisang, cabe dan lainnya ini juga dijual kawan-kawan untuk mendapat tambahan penghasilan,” tutupnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





