Rental Buku Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Digitalisasi
Pontianak (Suara Kalbar)- Dulunya Taman Baca merupakan lokasi penyewaan buku yang kerap dikunjungi beragam kalangan masyarakat, di era kejayaannya lokasi penyewaan buku juga bisa dikatakan sebagai satu diantara tempat hiburan untuk mengisi waktu luang.
Namun seiring berkembangnya zaman, ternyata membuat minat membaca langsung dari buku semakin menurun. Sebab saat ini, orang-orang sudah tak perlu lagi mengunjungi taman bacaan untuk menyewa buku – buku, sebab sebagian besar masyarakat di zaman sekarang, lebih memilih mengunduh buku yang sudah di konversi menjadi e-book, sehingga bisa dibaca melalui ponsel.
Satu unit taman baca di Kota Pontianak masih bertahan dengan puluhan ribu koleksian bukunya yang terpajang rapi di rak-rak bangunan rumah yang lumayan tua. taman baca ini tetap bertahan kendati masa kejayaan penyewaan buku sudah bisa dikatakan meredup, akibat gempuran digitalisasi media tulis.
Sisa masa-masa kejayaan tempat persewaan buku tersebut,masih bisa dirasakan untuk sekarang ini lokasinya berada di Jalan Diponegoro Gang Pembangunan 88.
Nama tempat penyewaan buku itu adalah Taman Baca 88, yang dikelola Yen Yen sejak 1 April 1988 bersama saudara dan orang tuanya.
“Awalnya dari suka mengoleksi buku cerita,karena keluarga besarnya memang hobi membaca, bahkan hobi membaca juga turun kepada anaknya saat ini,” ujar Yen Yen.
Yen-Yen menjelaskan, saat itu dia dan saudaranya membeli buku sedikit demi sedikit, setiap ada buku terbitan baru pasti mereka beli.
“Karena rutin membeli bukunya pun semakin bertambah banyaknya akhirnya kami berinisiatif untuk membuka usaha persewaan buku dengan memanfaatkan koleksian bukunya, sehingga buku koleksi kami bisa bermanfaat,” katanya.
Yen -Yen menjelaskan jika kebiasaan membaca dan membeli buku terbitan terbaru tersebut,masih berlangsung hingga sekarang sehingga jumlah buku yang ada saat ini sudah tak bisa dia hitung.
“Kalau diperkirakan ada puluhan ribu buku dari berbagai genre, baik untuk kalangan anak-anak hingga orang tua,” jelasnya.
Ia menyadari masa kejayaan buku memang meredup, hal tersebut dia rasakan dalam satu hari kadang-kadang tidak ada penyewa yang dating,tapi dia tetap optimis,dengan mengandalkan pelanggan aktifnya sebanyak 4 ribu orang dan dia berharap muncul pelanggan baru khususnya anak-anak.
“Kalau bicara sepi, memang sekarang sepi. Tapi saya yakin pelanggan lama saya masih ada dan semoga ada pelanggan baru khususnya generasi muda,” jelasnya.
Buku – buku di Taman Baca 88 terpajang rapi di rak-rak, semua buku memenuhi dinding rumah, hingga sampai ke lantai dua, di Taman Baca 88 ini untuk tarif sewa perbuku dikenakan biaya Rp 3.500 dengan jangka waktu yang bervariasi dengan syarat penyewa harus mendaftarkan identitas diri serta membubuhkan nomor handphone aktif.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





