Sekda Kalbar Ajak Masyarakat Peduli Deteksi Dini Kanker
Pontianak (Suara Kalbar) – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat dr.Harisson, menghadiri sekaligus membuka Workshop dan Simposium “West Borneo Oncology Update: From Early Detection To A Multidisciplinary Team Approach” yang digelar di Hotel Mercure Pontianak, Minggu (2/11/2025).
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan Pelantikan Pengurus Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Cabang Pontianak, Kalimantan Barat Periode 2025–2028, yang diketuai oleh Dr. dr. Manuel Hutapea, Sp.OG Subsp.Onk, M.Hum. Pelantikan dilakukan oleh Ketua Pengurus Pusat POI, Dr. Demak Lumban Tobing, Sp.PK., Subsp.Onk K., disertai penyematan pin jabatan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kalbar, Windy Prihastari, S.STP., M.Si., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Direktur RSUD dr. Soedarso Pontianak, jajaran pengurus POI Pusat, serta tenaga kesehatan dari berbagai rumah sakit di Kalimantan Barat.
Dalam sambutannya, Sekda Kalbar menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang dinilai sangat relevan dengan upaya bersama menghadapi tantangan penyakit kanker di masa kini.
“Tema ini terasa sangat tepat. Tidak hanya menegaskan pentingnya deteksi dini kanker, tetapi juga mengajak kita bekerja bersama lintas profesi dan disiplin ilmu. Dalam urusan kesehatan, tidak ada yang bisa berjalan sendiri,” ujar Harisson.
Harisson mengungkapkan bahwa kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), terdapat 9,6 juta kematian akibat kanker setiap tahun, dan sebagian besar kasus sebenarnya dapat dicegah atau dideteksi lebih awal.
“Di Indonesia, menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2022, tercatat lebih dari 400 ribu kasus baru kanker setiap tahun, dengan sekitar 240 ribu kematian. Pada perempuan, jenis kanker terbanyak adalah kanker payudara dan kanker leher rahim, sedangkan pada laki-laki didominasi kanker paru dan kolorektal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Harisson menyebutkan bahwa di Kalimantan Barat, berdasarkan data SIRS Online Tahun 2023, neoplasma ganas payudara menjadi kasus terbanyak dengan 480 penderita, disusul kanker serviks sebanyak 178 kasus.
“Dari sisi pembiayaan, kanker merupakan penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi kedua setelah jantung, menurut data BPJS Kesehatan,” tambahnya.
Ia pun menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker melalui edukasi dan pemeriksaan dini.
“Kabar baiknya, banyak jenis kanker bisa dicegah dan diobati bila ditemukan sejak dini. Karena itu, pengetahuan dan kesadaran masyarakat adalah benteng pertama,” tegasnya.
Pemerintah pusat, lanjut Harisson, telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 2023–2030, yang melibatkan tenaga medis, akademisi, organisasi masyarakat, hingga sektor swasta.
“Kita di daerah menjadi bagian penting dari gerakan besar ini. Mari kita berjalan bersama dalam upaya pencegahan dan pengendalian kanker di Kalbar. Saya yakin, masa depan tanpa rasa takut terhadap kanker bisa kita wujudkan,” pungkasnya
Pada kesempatan yang sama, Ketua YKI Kalbar, Windy Prihastari, menyampaikan apresiasi kepada panitia dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan tersebut.
“Kami berterima kasih kepada panitia dan semua pihak yang telah berperan, sehingga kegiatan ini bisa menjadi wadah edukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dalam pencegahan kanker,” ucap Windy.
Windy menambahkan, meski YKI Kalbar baru berdiri pada 20 Juni 2024, pihaknya berkomitmen aktif mendukung berbagai program penanganan dan pencegahan kanker di daerah.
“Meski masih baru, kami berharap YKI Kalbar dapat memberi kontribusi nyata, baik dalam kegiatan promotif, pencegahan, deteksi dini, pengobatan, hingga rehabilitasi,” katanya.
Berdasarkan data SIRS Online Tahun 2023, terdapat 3.717 penyandang kanker yang dirawat di berbagai rumah sakit di Kalimantan Barat, dengan kasus terbanyak meliputi kanker payudara, serviks, usus, darah, dan kelenjar getah bening.
“Kanker merupakan penyakit yang harus mendapat perhatian kita bersama. Melalui kegiatan seperti ini, semoga kesadaran masyarakat semakin meningkat dan semakin banyak yang peduli terhadap kesehatan,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua POI Cabang Pontianak Periode 2025–2028, Dr. dr. Manuel Hutapea, menegaskan bahwa pelantikan ini menjadi momentum penting bagi POI untuk terus berperan aktif dalam peningkatan kualitas layanan onkologi di Kalimantan Barat.
“POI memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya di bidang onkologi. Peningkatan kasus kanker menuntut kita untuk lebih gencar memberikan edukasi dan penanganan komprehensif,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan ini menjadi sarana berbagi pengalaman dan memperkuat kolaborasi antarprofesi di bidang kesehatan.
“Mari kita jadikan acara ini sebagai langkah awal memperkuat komitmen dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien kanker di Kalimantan Barat,” pungkasnya.
Penulis: Tim Liputan
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





