Program Makan Bergizi Gratis Belum Sentuh SD di Pulau Maya
Kayong Utara (Suara Kalbar)- Dengan dedikasi dan kesabaran, Sunarti, guru SD Negeri 10 Kemboja Baru, Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, telah mengabdi selama 12 tahun sejak diangkat pada 2014. Meski jumlah murid di sekolah tempatnya bertugas terbilang minim, semangatnya untuk terus berinovasi dan mendidik tak pernah surut.
Namun, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah untuk pemenuhan gizi anak-anak di seluruh Indonesia hingga kini belum dirasakan manfaatnya oleh siswa di SD Negeri 10 Kemboja Baru.
Kepala Sekolah SD Negeri 10 Kemboja Baru, Sunarti, mengakui bahwa hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan realisasi program tersebut dari instansi terkait.
“Kemarin saya sudah coba koordisi sama dapur yang ada di Pulau Maya, namun untuk pendistribusian (MBG) sangat jauh bisa memakan waktu satu jaman lebih, dengan kondisi jalan juga tidak memadai.” ujar Sunarti, Kepala SD Negeri 10 Kemboja Baru kepada Suarakalbar.co.id. Sabtu (1/11/2025).
Sementara itu, Sunarti mengungkapkan bahwa untuk pendistribusian makanan (MBG) lebih mudah ditempuh dengan dapur yang berada di wilayah Kecamatan Teluk Batang.
“Ya, bisa dibilang lebih mudah, kalau pendistribusian (MBG) dari dapur yang ada di Teluk Batang, waktu tempuh penyeberangan kurang lebih 10 menit mengunakan kapal penyeberangan kelotok,” kata Sunarti.
Sedangkan jarak waktu dari pelabuhan Kemboja Baru ke SD Negeri 10. Sunarti menambahkan jarak tempuh hanya kurang lebih 20 menit perjalanan mengunkan kendaraan sepeda motor,” tambahnya.
Menanggapi isu pembangunan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di wilayah Kemboja Baru, Sunarti menilai hal tersebut dikuatirkan tidak efektip hanya untuk melayani 18 murid SD Negeri 10 Kemboja Baru.
“Ya saya selaku pihak sekolah tentunya sangat berterimakasih, adanya dapur (MBG) 3T, namun apakah efektip hanya untuk 18 murid, dan ini saya rasa perlu dikaji ulang, sebab bisa dibilang mubajir, kan sayang menghabiskan uwang negara namun azas manfaatnya minim,”terangnya.
Saat ini, bangunan SD Negeri 10 Kemboja Baru terlihat masih kokoh, proses belajar terus dilakukan. Namun menyedihkan disekitaran area bangunan sekolah tersebut, terlihat ratusan hektar lahan penuh pepohonan sawit yang tertata tumbuh, seolah olah lahan pertanian sudah hilang menjadi lahan perkebunan.
Penulis: Wiwin
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





