SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Sanggau Hadiri Peresmian Rumah Betang Bidayuh Lebak Nyeru, Wagub Kalbar Dorong Pelestarian Budaya Dayak

Hadiri Peresmian Rumah Betang Bidayuh Lebak Nyeru, Wagub Kalbar Dorong Pelestarian Budaya Dayak

Wagub Kalbar Krisantus Kurniawan, menghadiri peresmian Rumah Betang Bidayuh Labak Nyeru di Dusun Sontas, Desa Entikong, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Selasa (11/11/2025).

Sanggau (Suara Kalbar) – Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Krisantus Kurniawan, menghadiri peresmian Rumah Betang Bidayuh Labak Nyeru di Dusun Sontas, Desa Entikong, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Selasa (11/11/2025).

Peresmian dilakukan langsung oleh Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, serta dihadiri sejumlah Kepala OPD Provinsi Kalbar, perangkat daerah Kabupaten Sanggau, Forkopimcam Entikong, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan masyarakat.

Dalam sambutannya, Wagub Krisantus menegaskan bahwa Entikong sebagai wilayah perbatasan merupakan beranda terdepan NKRI, sehingga pelestarian budaya dan kearifan lokal menjadi simbol keteguhan jati diri masyarakat Kalimantan Barat.

“Selamat atas diresmikannya Rumah Betang Bidayuh Labak. Dengan adanya rumah betang ini, kita berharap aktivitas sosial dan budaya masyarakat, khususnya masyarakat Dayak, dapat berkembang lebih baik, lebih terstruktur, dan semakin optimal,” ujarnya.

Baginya, rumah betang bukan sekadar bangunan fisik, tetapi lambang persatuan dan kebersamaan namun merupakan tempat adat dipelihara, keputusan dimusyawarahkan, dan generasi muda ditempa agar tetap berakar pada budayanya.

Krisantus mengingatkan bahwa di tengah derasnya arus informasi, banyak tradisi mulai tergerus. Karena itu, ia mengajak generasi muda untuk memahami, menghormati, dan melestarikan budaya Dayak, sambil tetap membuka diri pada inovasi.

“Budaya adalah identitas. Maka menjadi keharusan bagi kita untuk terus menggali kembali warisan nenek moyang agar tidak hilang ditelan zaman,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Wagub juga menyoroti prosesi adat penyambutan berupa pemotongan ompong (bambu) di gerbang masuk, lengkap dengan mantra adat.

Ia menekankan pentingnya dokumentasi tradisi lisan tersebut.
“Jika mantra itu tidak ditulis, saya yakin beberapa tahun ke depan generasi muda akan sulit melakukannya kembali. Bahasa, mantera, dan tata cara adat harus diwariskan secara turun-temurun dan dibukukan agar tidak punah,” katanya.

Sementara itu, Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, menegaskan bahwa keberadaan Rumah Betang Labak Nyeru menjadi wadah yang menyatukan pemikiran, tindakan, dan kebersamaan masyarakat.

“Ini adalah aset budaya yang harus kita jaga. Rumah betang mengajarkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan masyarakat yang bersatu dalam semangat budaya akan selalu kokoh menghadapi perubahan zaman,” jelas Ontot.

Penulis: Fadhil

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan